Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kristalisasi Semangat Berkurban

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Teladan keteguhan iman, ketabahan, dan ketaatannya, patut direfleksikan dalam kehidupan modern atau postmodern ini. Sebab, di era sekarang terdapat kecenderungan, sikap dan perilaku manusia modern telah terjangkiti virus permissiveness. Masyarakat modern tampil dengan ciri serba membolehkan, melepaskan dan menegasikan norma-norma agama, nilai-nilai moral dan ketuhanan.

Pengabaian terhadap nilainilai moral dan ketuhanan jelas akan melahirkan konsekuensi negatif dengan munculnya rasa dan asumsi manusia tentang pemilikan terhadap segala sesuatu secara absolut. Implikasinya, harta kekayaan, kedudukan, keluarga, kekuasaan politik, ekonomi, dan sebagainya, sering diasumsikan sebagai kepunyaan sendiri secara absolut.

Dalam realitas kehidupan semacam itu, momentum Idul Adha dapat dijadikan sebagai media penyampaian pesan-pesan moral ketuhanan dan hikmah dari sejarah kehidupan Ibrahim dan keluarganya. Tujuannya, manusia disadarkan dan dikembalikan ke fitrahnya dalam beragama. Dengan begitu, mengimani keesaan Tuhan dan meyakinkan kekuasaan-Nya. Keteguhan iman dengan semangat pengorbanan memberi arti penting bagi manusia, betapa hakikat kehidupan ini sama sekali tak bisa menegasikan Tuhan.

Pesan moral ketuhanan ini, segala milik itu sangat terbatas. Maka, memiliki dan menguasai segala di dunia ini, berlaku hukum nisbi dan relatif. Semua milik sesungguhnya tidak ada yang absolut dan abadi. Semangat berkorban dan pesan moral ketuhanan mengajarkan, seluruh milik bukanlah kepunyaan kita sebenarnya. Semua dan bahkan diri kita sendiri pun milik Tuhan.

Kini kurban tidak hanya dalam wujud hewan kurban. Lebih dari itu, segenap milik, bahkan diri kita sendiri bisa menjadi simbol kurban untuk menunjukkan keteguhan iman dan ketaatan kita kepada Allah.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top