Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

KPK dan Logika Aneh DPR

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Maka tak ada kata lain yang bisa diucapkan selain kesimpulan bahwa logika pemaknaan terhadap eksistensi KPK di atas sangat intervensonistik, jauh dari cara berpikir rasional dan kritis. Bahayanya lagi, logika tersebut muncul dari lembaga perwakilan rakyat, yang mestinya seluruh nafas dan pikirannya menyahuti penuh suara rakyat, yang kita tahu hari-hari ini amat memimpikan koruptor-koruptor besar pemakan uang rakyat dapat dibasmi dari muka bumi Indonesia.

Alasan di atas muncul kuat setelah beberapa politisi besar disebut-sebut oleh KPK tersangkut kasus e-KTP. Sejak itu, mulai bermekaran sikap resistensi terhadap KPK dan suara-suara yang menghendaki kasus megaskandal e-KTP dibongkar tuntas. Kini DPR sedang melakukan drama konyol angket untuk KPK terkait tidak dikabulkannya desakan anggota Komisi III DPR terhadap KPK supaya membuka rekaman pemeriksaan terhadap Mantan Anggota Komisi pemerintahan DPR Miryam ketika ia diperiksa sebagai saksi kasus korupsi kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Dalam pemeriksaan Miryam mengaku diancam oleh lima anggota komisi III DPR yang membidangi masalah hukum agar tidak mengakui pembagian uang korupsi di DPR. Buntutnya anggota komisi hukum DPR menggulirkan hak angket.

Bayangkan Pengajuan hak angket tersebut diputuskan pada rapat dengar pendapat Komisi III dan KPK yang digelar pada Rabu 19 April 2017 dini hari. Ketika rakyat tengah tidur pulas, wakil-wakilnya di Senayan justru sibuk berakrobat, merebut mimpi rakyat dengan melakukan perlawanan sistematik terhadap anak kandungnya sendiri, KPK.

Pasang Kuda-kuda

DPR mestinya paham bahwa upaya keberatan dan pengajuan hak angket terkait skandal korupsi di atas akan mengirim sinyal kuat ke publik bahwa lembaga yang terhormat itu tengah memasang kuda-kuda perlindungan dirinya dari incaran hukum, yah...antara lain dengan cara melindungi rekan-rekannya yang korup agar terhindar dari terkaman hukuman karena ulah rasuah mereka. Kenapa mereka harus dilindungi? Karena perbuatan korupsi yang dilakukan mereka sudah saling berkelindan, mutualistik dengan aroma jejaring yang rapih! Ingat, korupsi di kita dalam banyak preseden, selalu melibatkan banyak aktor (berjemaah).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top