Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Semenanjung Korea I PBB: Pyongyang Juga Kirim Misil dan Senjata Konvensional

Korut Kirim Senjata Kimia ke Suriah

Foto : REUTERS/Pool

Komandan Armada Pasifik Amerika Serikat, Laksamana Harry Harris Jr, saat konferensi pers di Pangkalan Angkatan Udara Osan, Pyeongtaek, Korea Selatan, setelah melakukan inspeksi pelaksanaan latihan militer Ulchi Freedom Guardian, Selasa (22/8). Dalam pernyataannya, Laksamana Harris, berharap bisa memecahkan ketegangan dengan Korut lewat sebuah solusi diplomasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah laporan PBB mengungkapkan adanya kerja sama Korut dengan Suriah dalam mengembangkan senjata kimia. Laporan ini diperkirakan bakal menambah rumit konflik yang terjadi di kawasan Semenanjung Korea.

JENEWA - Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap adanya sebuah kerja sama antara pemerintah Suriah dan pemerintah Korea Utara (Korut) dalam program senjata kimia. Hal ini terbongkar ketika dua pengiriman barang via laut dari Korut ke sebuah agen pemerintah Suriah, berhasil diadang.

"Tim panel sedang menginvestigasi laporan kerja sama antara pemerintah Suriah dan Korut dalam pengiriman barang-barang yang dilarang, diantaranya bahan-bahan kimia, misil balistik, dan senjata-senjata konvensional," demikian bunyi laporan PBB setebal 37 halaman, yang disusun oleh para ahli, Selasa (22/8).

Dalam laporan itu disebutkan pula pengiriman barang-barang dilakukan secara konvoi dengan tujuan Suriah. Tim panel PBB lainnya menginformasikan ada sejumlah alasan kuat bahwa barang-barang itu bagian dari kontrak Korea Mining Development Trading Corporation (KOMID) antara Pyongyang dengan pemerintah Suriah.

Lembaga milik pemerintah Korut ini sudah masuk daftar hitam Dewan Keamanan PBB pada 2009 karena terindikasi menjadi diler senjata dan eksportir peralatan yang terkait dengan misil-misil balistik serta senjata-senjata konvensional. Pada Maret 2016, Dewan Keamanan PBB juga memasukkan dalam daftar hitam perwakilan KOMID di Suriah.

"Pengiriman barang-barang ditujukan ke badan-badan Suriah, yang dilihat oleh Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) sebagai pusat penelitian dan ilmu pengetahuan Suriah (SSRC). SSRC merupakan sebuah badan milik pemerintah Suriah yang diidentifikasikan oleh tim panel sebagai badan yang menjalin kerja sama dengan KOMID dengan menerima item-item yang dilarang oleh PBB," demikian ditulis tim ahli PBB.

Tim ahli PBB dalam laporannya mengatakan beberapa aktivitas antara pemerintah Suriah dan Korut telah disidik, termasuk kerja sama dalam bidang misil Scud, perawatan dan perbaikan sistem pertahanan udara Suriah.

Bukan hanya itu, tim ahli juga telah menginvestigasi penggunaan zat kimia berbahaya VX, yang pernah digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korut Kim Jong-un pada Februari lalu.

Utamakan Diplomasi

Sementara itu terkait ketegangan di Semenanjung Korea, Kepala Militer AS untuk wilayah Pasifik, Laksamana Harry Harris, mengatakan diplomasi lebih penting dalam mengatasi ancaman misil Korut ketimbang serangan militer. Diplomasi, kata Harris, bahkan telah menjadi sebuah poin penting dalam merespons ancaman Korut.

"Kami berharap dan kami berupaya agar terjadi solusi diplomasi dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dibuat oleh Kim Jong-un," kata Harris, saat melakukan pemantauan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan (Korsel) di Seoul, Selasa (22/8).

Latihan militer gabungan, yang disebut Ulchi Freedom Guardian diselenggarakan sejak Senin (21/8) sampai Kamis (31/8). Latihan ini melibatkan ribuan pasukan dari kedua negara dan simulasi komputer, yang dirancang untuk mempersiapkan perang menghadapi Korut.

Menanggapi latihan militer AS-Korsel ini, juru bicara militer Korut mengatakan latihan gabungan itu terkait dengan kesiapan AS dalam melakukan agresi militer dan latihan tersebut sebagai sebuah alasan belaka. uci/Rtr/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top