Korut Ingin Sanksi Dilonggarkan
Caption Diplomasi Dua Korea | Pemimpin Korut, Kim Jong-un (kiri), saat bertemu dengan Presiden Korsel, Moon Jae-in, di Wisma Samjiyon, Gunung Paektu, Korut, pada September 2018 lalu. Korsel pada Selasa (3/8) menyatakan bahwa Korut mengajukan sejumlah tuntutan agar bisa memulai kembali pembicaraan denuklirisasi dengan AS.
Mereka juga mengatakan Korut sangat membutuhkan sekitar 1 juta ton beras, karena ekonominya terpukul oleh pandemi virus korona dan cuaca buruk tahun lalu.
Bank sentral Korsel pekan lalu menyatakan ekonomi Korut mengalami kontraksi terbesar dalam 23 tahun pada 2020 karena negara itu terpukul oleh sanksi-sanksi PBB, langkah-langkah penguncian wilayah (lockdown) terkait Covid-19 dan cuaca.
Prioritas Moon
Presiden Moon sebelumnya telah berjanji untuk membuat peningkatan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Korut sebagai prioritas utama, sementara AS telah lama menegaskan hubungan dengan Korut tidak dapat ditingkatkan sebelum negara tersebut menghentikan program persenjataan misil balistik dan nuklirnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya