Korsel Kecam Ratifikasi Perjanjian Pertahanan Russia-Korut
Kecaman Yoon l Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol (kanan), dan Presiden Polandia, Andrzej Duda, bertemu saat mengikuti konferensi pers bersama di kantor Kepresidenan Korsel di Seoul pada Kamis (24/10). Pada pertemuan itu, Presiden Yoon mengecam pengerahan tentara Korut ke Russia dan menyebutnya sebagai provokasi yang mengancam keamanan global di luar Semenanjung Korea dan Eropa.
Menanggapi kecaman dari Korsel, Presiden Russia, Vladimir Putin, mengatakan dalam sebuah sesi wawancara yang disiarkan di televisi pemerintah pada Jumat bahwa terserah kepada Moskwa bagaimana mereka menggunakan klausul perjanjian bantuan militer timbal balik.
"Tindakan apa yang akan kami lakukan dengan klausul ini, itu masih dipertanyakan. Kami tetap berhubungan dengan teman-teman Korut kami," kata Putin. "Saya bermaksud mengatakan bahwa ini adalah keputusan berdaulat kami, apakah kami menggunakan sesuatu atau tidak, di mana, bagaimana, apakah kami membutuhkan ini, atau kami, misalnya, hanya melakukan beberapa latihan, pelatihan, berbagi pengalaman, itu adalah urusan kami," imbuh dia.
Salah satu perwakilan Korut di PBB mengatakan pada Komite Pertama Perlucutan Senjata dan Keamanan Internasional di Majelis Umum PBB bahwa negaranya tidak mengirimkan senjata atau tentara untuk membantu Moskwa. "Klaim dari Korsel dan pihak lainnya tidak lebih dari rumor tak berdasar yang bertujuan untuk menodai citra Korut," kata Rim Mu Song. "Ini adalah kampanye busuk lain yang dirancang oleh Ukraina untuk mendapatkan lebih banyak persenjataan dan dukungan keuangan dari AS dan negara-negara Barat," imbuh dia.
Provokasi Global
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya