Korsel Catat Pinjaman Kartu Kredit Capai Rekor Tertinggi
Seorang nasabah Korea Selatan mengisi formulir aplikasi pembatalan kartu kreditnya di cabang Lotte Card di Seoul, baru-baru ini.
Foto: afp/JUNG YEONSEOUL - Pinjaman kartu kredit meningkat tajam hingga mencapai rekor tertinggi tahun ini di Korea Selatan (Korsel) karena bank memperketat pinjaman sehingga bisnis kecil menghadapi kesulitan keuangan di tengah lemahnya permintaan domestik.
Menurut data dari Layanan Pengawas Keuangan atau Financial Supervisory Service (FSS) yang dirilis anggota parlemen Kang Min-Kuk dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa menunjukkan, pinjaman yang diberikan oleh delapan perusahaan kartu kredit besar mencapai 44,67 triliun won (34,05 miliar dollar AS atau sekitar 514,9 triliun rupiah) selama delapan bulan pertama tahun 2024, yang sudah melampaui total jumlah pinjaman tahun 2023 sebesar 41,55 triliun won (sekitar 479,4 triliun rupiah).
Seperti dikutip dari Antara, jumlah ini juga merupakan angka tertinggi sepanjang masa untuk periode delapan bulan sejak FSS mulai mengumpulkan data tersebut pada tahun 2003. Jumlah pinjaman kartu kredit terus meningkat selama beberapa tahun terakhir, dari 35,03 triliun won (sekitar 404,2 triliun rupiah) pada 2019 menjadi 37,26 triliun won (sekitar 429,9 triliun rupiah) pada 2020, 38,75 triliun won (sekitar 447,1 triliun rupiah) pada 2021, dan 39,66 triliun won (sekitar 457,6 triliun rupiah) pada 2022.
Kekurangan Dana
Peningkatan ini terjadi karena orang-orang yang kekurangan dana beralih ke perusahaan kartu kredit untuk meminjam uang, karena bankbank telah menaikkan suku bunga pinjaman dan memperketat pemberian pinjaman baru-baru ini, sejalan dengan seruan pemerintah untuk secara ketat mengelola pinjaman guna mengekang melonjaknya utang rumah tangga.
Tingkat tunggakan pinjaman kartu kredit juga meningkat menjadi 3,1 persen pada akhir Agustus dari 2,4 persen pada akhir 2023. Jumlah pinjaman yang macet juga meningkat tajam menjadi 1,37 triliun won (sekitar 15,8 triliun rupiah) pada akhir Agustus dari 860 miliar won (sekitar 9,9 triliun rupiah) pada tahun 2022 dan 983 miliar won (sekitar 11,3 triliun rupiah) pada tahun 2023. "Pelaku wiraswasta dan bisnis kecil diyakini mengambil sebagian besar dari pinjaman kartu kredit ini. Mereka mengalami kesulitan terutama akibat suku bunga yang tinggi," kata seorang pejabat perusahaan kartu kredit.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- GovTech Diharapkan jadi Super Apps Nasional
- Presiden Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dollar AS saat Roundtable Forum di Inggris
- Perkuat Komitmen, BNI Gandeng Batumbu Perluas Akses Pembiayaan bagi UMKM
- Uang Beredar Tumbuh Melambat pada Oktober 2024
- Perpusnas Berupaya Mewujudkan Satu Data Naskah Nusantara