Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketua Tim Bantuan Medis FK UI, Azhar Farisyabdi Kurniawan, soal Penanganan Bencana

Koordinasi yang Baik agar Bantuan Tepat Guna

Foto : KORAN JAKARTA / Trisno Juliantoro
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia berduka sejak diguncang dua gempa bumi pada waktu yang berdekatan yaitu Gempa Lombok dan Gempa Sulawesi Tengah (Sulteng). Itu terjadi karena Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua yakni Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur.

Kondisi geografis ini di satu sisi menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan bencana letusan gunung api, gempa, dan tsunami namun di sisi lain menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur dan kaya secara hayati. Dengan kondisi ini, jelas membutuhkan kearifan dan kesiapan masyarakat dalam menghadapinya, termasuk bantuan medis kepada masyarakat jika terkena bencana.

Dalam menghadapinya, diperlukan manajemen penanganan bencana yang baik, khususnya bantuan medis. Untuk mengetahui lebih lanjut masalah tersebut, wartawan Koran Jakarta, Trisno Juliantoro, berkesempatan mewawancarai Ketua Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (TBM FK UI), Azhar Farisyabdi Kurniawan, di Jakarta, Senin (22/10). Berikut petikan selengkapnya.

Bagaimana cara kerja tim bantuan medis FK UI dalam membantu menangani bencana?

Kami memiliki alurnya sebelum memutuskan turun ke lokasi bencana atau tidak. Pertama, informasi bencana masuk ke kami, lalu dirapatkan untuk dinilai apakah kejadian tersebut merupakan bencana atau bukan. Setelah ditetapkan bahwa kejadian tersebut merupakan bencana, kami memiliki sistem scoring berupa daftar tilik yang nantinya menyesuaikan bencananya apa, aksesabilitias ke sana seperti apa, berapa jiwa yang terdampak, dan sebagainya.

Hasil scoring tersebut jika menunjukkan skor yang tinggi maka kami mengirimkan bantuan medis. Namun, apabila skornya masih terbilang rendah biasanya kami hanya memberikan bantuan berupa dana ataupun logistik.

Sejauh ini, apa peran tim bantuan medis FK UI dalam menangani bencana?

Peran kami lebih ke bencana yang kronis, karena memang domisili Jabodetabek merupakan daerah yang jarang terkena bencana. Beberapa pekan yang lalu ketika gempa Lombok sudah selesai, kebetulan kami turut serta menurunkan bantuan medis dengan bimbingan dokter-dokter dari FKUI-RSCM.

Kami berkeliling dari posko ke posko dan rumah sakit apung bencana untuk membantu kebutuhan medis tergantung yang dibutuhkan seperti apa. Misalnya, ada yang memerlukan obat, kami bertindak sebagai apoteker. Kalau ada yang membutuhkan penanganan, kami bertindak sebagai asisten dokter. Sedikit-sedikit kami diberi kesempatan oleh dokternya untuk menangani pasien secara langsung.

Apa saja yang diberikan tim ini ketika menangani bencana?

Semua itu tergantung dengan kebutuhan dan keperluan di lokasi bencana. Kami terkadang memberikan selimut, pakaian, makanan, dan lain sebagainya. Tidak selalu bantuan medis. Informasi mengenai kebutuhan maupun kekurangan di posko bencana tersebut kami dapatkan dari mahasiswa kedokteran TBM Universitas setempat.

Seperti yang kemarin kami lakukan, kami berkoordinasi dengan TBM dari Universitas Mataram saat bencana Lombok. Sebelum berangkat kami melakukan komunikasi dengan pihak TBM tersebut apa yang kurang dan dibutuhkan sehingga bantuan yang kami bawa bisa tepat guna dan tepat sasaran.

Apa yang harus diperhatikan ketika menangani bencana?

Yang terpenting saat ke lokasi bencana adalah koordinasi. Komunikasi dan perencanaan yang baik perlu dilakukan sebelum memutuskan apakah kami perlu turun membantu atau tidak. Hal tersebut perlu diperhatikan karena prinsipnya jangan sampai apa yang kami berikan justru sudah terlalu banyak tersedia di posko.

Dengan begitu dapat disalahgunakan dan berpotensi terbuang sia-sia. Begitu pula koordinasi dengan dokter dan mahasiswa sebagai SDM yang membantu, perlu koordinasi dengan jadwal kuliah, jadwal praktik, jadwal jaga malam, dan sebagainya. Jangan sampai mengganggu semua itu.

Apa kendala Anda ketika memberikan bantuan medis dalam penanganan bencana?

Kendala bermacam-macam, kalau akses pasti sulit karena biasanya harus mengendarai jeep kecil. Masyarakat terkadang saat bantuan datang berebutan sehingga kami harus menunggu kepala desa atau petinggi setempat untuk membantu mengoordinir warga.

Apa saja tugas dari tim ini selain penanganan bencana?

Sesuai namanya, kami melakukan pelayanan medis kepada sesama mahasiswa dan masyarakat luas. Pelayanan yang bisa kami tawarkan, antara lain sirkumsisi massal, pengobatan dan skrining kesehatan, edukasi bantuan hidup dasar berupa CPR, serta mengirimkan tim medis untuk berjaga di acara konser musik, event olahraga seperti running atau sepak bola, serta acara kampus seperti aksi mahasiswa, ospek, dan lain sebagainya.

N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top