Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kontroversi Pemeriksaan Payudara Sendiri

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Organisasibreastcancer.orgterus merekomendasikan pemeriksaan mandiri bulanan yang dikombinasikan dengan mamografi, pemeriksaan dokter rutin, dan ultrasonografi (USG) atau magnetic resonance imaging (MRI). Pedoman untuk mamografi bervariasi, tetapi USPSTF mengatakan perempuan berusia antara 50 dan 74 tahun yang rata-rata berisiko terkena kanker payudara harus menjalani mamografi setiap dua tahun sekali.

Mulai Juli 2021, situs web UK National Health Service atau Layanan Kesehatan Nasional Inggris tetap menyarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri, meskipun frekuensinya tidak ditentukan. Walaupun organisasi-organisasi ini mungkin telah menemukan bahwa pemeriksaan mandiri tidak mengurangi angka kematian namun perlu diketahui jika ada perubahan yang mencurigakan.

"Kita semua tahu bahwa mengetahui perubahan yang mencurigakan tepat waktu dapat meningkatkan level kelangsungan hidup penderita kanker payudara secara signifikan," kata Shefali Bohra, salah satu penemu alat deteksi kanker payudara Dotplot.

"Kami hanya ingin memfasilitasi deteksi dini sebanyak mungkin, sehingga orang tidak terbebani dengan diagnosis yang terlambat ini dan memiliki pengobatan yang seharusnya dapat dihindari seandainya mereka mengetahuinya lebih awal," tambah dia.

Sementara itu Karla Kerlikowske, seorang dokter perawatan primer dan profesor kedokteran, epidemiologi, dan biostatistik di University of California, San Francisco, mengatakan dia tidak mengajarkan pemeriksaan payudara sendiri kepada pasiennya. Namun demikian ia tetap menyarankan agar orang-orang memiliki kesadaran umum tentang perubahan dalam tubuh mereka.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top