Kontraksi Diafragma yang Mengiritasi Saraf Frenikus
Foto: istimewaCegukan seperti yang dialami calon wakil presiden Sandiaga Uno, beberapa waktu lalu, biasanya hanya merupakan gangguan kecil dan sembuh tanpa perawatan, kecuali jika tak kunjung berhenti dalam waktu lama.
Dalam beberapa kasus, cegukan ada yang berlangsung kronis hingga sebulan atau bahkan lebih. Kasus cegukan terpanjang yang tercatat bertahan 60 tahun.
Jika cegukan berlangsung lebih lama dari 48 jam, maka penderita harus berkonsultasi dengan dokter karena bisa jadi mengalami kondisi medis serius seperti stroke dan gangguan pencernaan. Cegukan berkepanjangan juga memicu masalah baru yakni insomnia dan depresi. Bagaimana proses terjadinya cegukan?
Cegukan terjadi karena kontraksi diafragma yang tiba-tiba dan tidak disengaja bersamaan dengan kontraksi laring dan penutupan total glotis (tempat pita suara).
Kondisi ini menghasilkan aliran udara yang tiba-tiba ke paru-paru, dan memunculkan suara "hik".
"Ada sejumlah faktor gaya hidup yang turut mencetuskan cegukan, seperti konsumsi makanan pedas dan panas sehingga mengiritasi saraf frenikus yang lokasinya dekat kerongkongan," ungkap Profesor T Santoso S, pakar penyakit dalam dari RS Medistra Jakarta.
Lalu, lanjutnya, makan terlalu banyak sehingga menyebabkan perut kembung. Gas di perut bisa menekan diafragma. Penyebab lainnya, minum soda, cairan panas, atau minuman beralkohol, terutama minuman berkarbonasi dan mengalami stres atau emosi yang kuat.
"Terdapat sejumlah kondisi yang menyebabkan cegukan berlangsung terus-menerus, antara lain kondisi pencernaan termasuk penyakit radang usus, obstruksi usus kecil, atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD)," urainya.
Selain itu, bisa juga pneumonia atau asma, kondisi yang memengaruhi sistem saraf pusat, termasuk cedera otak traumatis, ensefalitis, tumor otak, atau stroke.
Lalu, kondisi yang mengiritasi saraf vagus, seperti meningitis, faringitis, atau goiter, reaksi psikologis, termasuk kesedihan, kegembiraan, kegelisahan, stres, perilaku histeris, atau syok.
Penyebab lainnya, kondisi yang memengaruhi metabolisme, termasuk hiperglikemia, hipoglikemia, atau diabetes, masalah hati dan ginjal.
Atau bisa juga karena kanker dan efek samping perawatan misalnya kemoterapi, iritasi kandung kemih, pankreatitis, kehamilan. Pembedahan, tumor dan lesi juga bisa menjadi faktor risiko cegukan berkepanjangan.
Picu Dehidrasi hingga Depresi
Cegukan yang terus terjadi selain bisa mengganggu kegiatan juga menyebabkan masalah lain, salah satunya dehidrasi dan berkurangnya berat badan. Kondisi ini terjadi cegukan berkepanjangan menyebabkan penderita sulit makan secara benar.
"Dampak lain cegukan berkepanjangan ialah insomnia, terutama jika terjadi di jam-jam tidur. Seseorang yang mengalami cegukan di jam tidur malam akan kesulitan tidur. Penderita juga bisa mengalami kelelahan, karena sulit untuk tidur atau makan," ungkap Profesor Zuljasri Albar, dokter ahli Penyakit Dalam - Reumatologi dari RS Premier Jakarta.
Bahkan, lanjutnya, depresi dan penyembuhan luka yang tertunda bisa menyerang penderita. Cegukan yang persisten dapat mempersulit penyembuhan luka pasca operasi, meningkatkan risiko infeksi atau perdarahan setelah operasi.
Sebenarnya, beberapa kasus cegukan bisa dihindari (jika bukan karena masalah kesehatan serius), antara lain dengan mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol atau soda dan makan tidak terlalu cepat.
Kalaupun terjadi, ini biasanya bukan merupakan gangguan serius dan bisa terjadi selama beberapa menit atau jam. Kondisi ini bisa pulih tanpa obat.
Ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, seperti berkumur menggunakan air yang sangat dingin atau menekan hidung saat menelan.
Namun, cegukan bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius jika terus terjadi, antara lain kondisi pencernaan termasuk penyakit radang usus, obstruksi usus kecil, atau penyakit refluks gastroesofageal.
Selain itu, bisa juga pneumonia atau asma, kondisi yang memengaruhi sistem saraf pusat (SSP), termasuk cedera otak traumatis (TNI), ensefalitis, tumor otak, atau stroke.
Lalu, kondisi yang mengiritasi saraf vagus, seperti meningitis, faringitis, atau goiter, reaksi psikologis, termasuk kesedihan, kegembiraan, kegelisahan, stres, perilaku histeris, atau syok.pur/R-1
Tips Hentikan Cegukan
Sebagian orang merasa cegukan sangat mengganggu aktivitasnya sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk menghentikannya. Padahal, cegukan bisa sembuh setelah beberapa menit atau jam jika bukan karena masalah medis serius.
Sebelum terburu-buru mengambil obat, berikut sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk menghentikan cegukan.
Berkumur menggunakan air yang sangat dingin. Kalau ini tak membantu, cobalah menahan napas sesaat lalu hembuskan dan lakukan cara ini tiga atau empat kali setiap 20 menit.
Anda bisa juga menarik dan menghembuskan napas dari kantong kertas, bukan plastik. Ingat, jangan menutupi kepala dengan kantong itu.
Selain itu, saat menelan, tekan hidung Anda secara perlahan. Cara lainnya gigit lemon, atau menelan sedikit gula pasir,
Jika cegukan masih terjadi, coba duduk dan peluk kedua lutut Anda sedekat mungkin dengan dada selama beberapa waktu. Condongkan tubuh ke depan sehingga Anda menekan dada dengan lembut.
Saat pertolongan ini tak membantu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter karena bisa jadi ada masalah dalam kesehatan Anda. Dokter bisa meresepkan obat untuk sementara mengendalikan saraf.
Berikut adalah cerita pria Inggris, di mana ia telah mengalami cegukan selama dua tahun. Christopher Sands dari Lincoln, yang memimpin grup band punk Ebullient, mengatakan kondisinya telah membuat dia tidak bisa tidur atau menelan makanan. Musikus yang berusia 25 tahun itu akan menjalani operasi perut dalam upaya mengobati masalah tersebut.
Untuk itu, ia menerima incapacity benefits. Incapacity benefits adalah pembayaran mingguan buat orang yang tidak dapat bekerja sewaktu berada di bawah usia pensiun, karena sakit atau cacat. "Baru-baru ini saya telah memuntahkan setiap makanan yang saya santap, saya mulai merasa lemas dan celana panjang saya sekarang memerlukan ikat pinggang, jadi saya pergi ke dokter, dan menjelaskan semuanya kepada dia," tulis Sand di laman Internetnya.
Sands telah berusaha menjalani perawatan medis, terapi alternatif dan menerima nasehat dari kisah lama untuk mengobati cegukannya, tapi tidak satu pun berhasil. "Saya masih cegukan dan kondisinya tidak bertambah baik," pungkasnya. pur/R-1
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Kepemimpinan Risma dan Gus Hans di Jawa Timur Lebih Berakar pada Prestasi
- 2 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 3 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 4 Petembak Bekasi Lolos Seleksi Olimpiade Remaja 2026
- 5 Kemendes Petakan Potensi Desa untuk Pasok Pangan Makan Bergizi Gratis
Berita Terkini
- Dibuka Menko AHY, Pameran Konstruksi Indonesia 2024 Resmi Digelar
- Tiket KA untuk Liburan Nataru Sudah Bisa Dipesan
- Trump Menang, Saham dan Bitcoin Melonjak
- Pertama di Indonesia, Pertamina Eco RunFest 2024 Jadi Ajang Lari Ramah Lingkungan dengan Karbon Netral
- BPSDMP Minta Pengajar di PIP Semarang Fokus Kembangkan Kompetensi