Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Konsisten Terapi Saraf Leher Selama 3 Tahun Didampingi JKN-KIS, Kondisi Mulyadi Membaik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta Selatan, Jamkesnews - Seiring pertambahan usia, usia sel dalam tubuh tentu akan mengalami penuaan dan berefek pada kesehatan tubuh seseorang. Oleh sebab itu, mereka yang berusia lanjut pun menjadi lebih mudah terserang penyakit. Berdasarkan fakta tersebut asuransi kesehatan menjadi sangat penting pada usia lanjut, asuransi kesehatan diperlukan agar tabungan yang sudah dikumpulkan seumur hidup tidak habis seketika untuk biaya berobat di masa tua.

Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) merupakan solusi terbaik bagi kaum usia lanjut, hal ini diungkapkan oleh Mulyadi (63) seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertempat tingal di Kota Depok. Menurutnya Program JKN-KIS juga bisa dimanfaatkan untuk menjaga agar lansia tetap sehat, mandiri, aktif serta produktif secara sosial dan ekonomi, Mulyadi mengatakan ia sudah menjadi bagian dari asuransi ini sejak tahun 1994.

"Sedari dulu sudah berbagai macam pengalaman berobat saya menggunakan manfaat dari Program JKN-KIS ini, pernah untuk mengobati sakit gigi di puskesmas, kemudian operasi saraf pergelangan tangan yang terjepit, magh, terus juga alergi pada kulit dan yang sampai sekarang masih saya jalani itu terapi saraf leher yang terjepit," buka Mulyadi ketika ditemui tim Jamkesnews, Jum'at (29/01) pada Kantor Cabang BPJS Kesehatan Jakarta Selatan.

Mulyadi mengalami keluhan sakit luar biasa pada bagian leher, ibaratkan seperti tertusuk-tusuk duri dan sulit untuk menggerakan leher, merasa sangat terganggu dengan keadaan seperti itu, dirinya memutuskan untuk memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang pada akhirnya mendapat rujukan pemeriksaan oleh Dokter Spesialis Saraf. Setelah melalui pemeriksaan Magnetic resonance imaging (MRI) ia didiagnosa mengalami saraf leher terjepit.

"Memang sebelum mengalami kejadian itu saya sering melakukan aktifitas seperti mengangkat barang yang berat yang menjadi salah satu penyebab terjepitnya saraf leher saya. Dokter memberikan saya dua opsi untuk menyembuhkan penyakitnya, yang pertama melalui metode operasi dan yang kedua itu terapi konservatif secara rutin sesuai dengan anjuran dokter, pada saat itu saya pilih terapi konservatif saja karena lebih aman menurut saya," tambahnya
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top