Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Energi

Komitmen Pemerintah dalam Capaian Target EBT

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI Ridwan Hisyam, materi RUU ini sudah masuk Prolegnas dan diharapkan mulai dibahas anggota DPR baru pada Oktober nanti. "Sementara sebelum undang-undang itu ada, sebaiknya Kementerian ESDM lebih fokus mendorong program-program EBT," harapnya.

  • Wanhar mengakui, peluang pengembangan EBT di Indonesia masih terbuka lebar. Beberapa kondisi yang memperlihatkan peluang tersebut antara lain :
  • Rasio elektrifikasi di daerah Timur Indonesia masih bisa ditingkatkan
  • Harga solar panel yang akan semakin kompetitif
  • Pembangunan PLTB skala kecil yang cocok untuk daerah kepulauan
  • Feedstock (untuk biomass/biogas) masih melimpah di beberapa daerah
  • Keterlibatan masyarakat dalam penyediaan feedstock
  • Penerapan teknologi mesin diesel dengan bahan bakar nabati (BBN)
  • Proyek hidro masih efisien sehingga tarif di sekitar BPP dapat diterima
  • Perjanjian jual beli tenaga listrik panas bumi dilakukan setelah ada cadangan terbukti/hasil eksplorasi
  • Peningkatan penerasi EBT melaluai smart grid dan control system.

Namun, pengembangan EBT juga menghadapi beberapa tantangan. Seperti BPP di beberapa wilayah Indonesia yang sudah relatif rendah, sehingga harga keekonomian pembangkit EBT umumnya di atas BPP. Beberapa daerah memiliki install capacity yang kecil sehingga pembangkit EBT intermittent (PLTS dan PLTB) hanya mendapatkan porsi/kuota MW yang kecil.

Sebaliknya, ada juga daerah yang sulit menerima EBT karena alasan over supply. Selain itu daerah yang memiliki potensi energi yang baik relatif sedikit, namun dengan harga merujuk ke BPP dirasa kurang menarik bagi pengembang. Di luar itu, biaya eksplorasi (PLTP) terutama untuk drilling yang cukup besar, ternyata rasio tingkat keberhasilannya kecil.

Selain itu, dalam rangka mendukung kebijakan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dalam beberapa tahun terakhir telah dikembangkan pembangkit listrik bahan bakar batubara dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien dibandingkan PLTU yang ada saat ini. Teknik tersebut mampu menghasilkan emisi yang lebih rendah atau yang dikenal dengan teknologi High Efficiency and Low Emmission (HELE).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top