Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kolaborasi Persib dan AdaKami Membagikan Jurus Naik Kelas ke Pelaku UMKM di Bandung

Foto : Istimewa

Seminar UMKM Naik Kelas yang diselenggarakan Persib Bandung dan AdaKami di Bandung akhir pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG- Salah satu klub sepak bola profesional papan atas di Indonesia, Persib Bandung berkolaborasi dengan PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) melalui program 'Sampurasun'. Kali ini, keduanya menyelenggarakan diskusi finansial bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bandung dengan mengangkat tema "Jurus UMKM Naik Kelas".

Acara tersebut diselenggarakan untuk membantu pelaku UMKM meningkatkan wawasan finansial bisnis, sehingga mampu memperkuat kualitas dan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

CEO dan Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto mengungkapkan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan para pelaku UMKM untuk bisa naik kelas. Pertama, menentukan posisi pemilik atau pelaku UMKM, apakah hanya ingin menjadi pedagang atau melangkah lebih jauh dengan menjadi pebisnis.

Kedua, memahami pembuatan laporan keuangan sederhana dan ketiga, memiliki rencana bisnis yang jelas.

"Semua bisnis dimulai dari berdagang, tapi belum tentu semua pedagang adalah pebisnis. Untuk itu, ketiga hal ini sangat penting agar para rekan-rekan pelaku UMKM bisa naik kelas," ujar Ligwina dalam acara yang diselenggarakan di ITB Innovation Park, Bandung, akhir pekan lalu.

Sejalan dengan Ligwina, Brand Manager PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) Jonathan Kriss, sepakat akan pentingnya pemahaman pengelolaan keuangan untuk bisnis. Pemahaman itu termasuk pada jenis, manfaat, dan risiko layanan keuangan yang bisa dimanfaatkan dalam menjalankan bisnis.

Pasalnya, transaksi keuangan mulai dari pengeluaran, pemasukan, hingga hal penting seperti permodalan menjadi hal-hal yang lekat pada proses bisnis. Terlebih lagi, saat ini layanan keuangan yang tersedia semakin beragam.

Di sisi lain, kemajuan yang terjadi di sektor keuangan juga tak lepas dari pihak-pihak yang ingin mengambil celah untuk mendapatkan keuntungan melalui tindakan ilegal.

Kondisi itu menjadi tantangan tersendiri di tengah masih terbatasnya tingkat literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia.

Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 dari OJK, indeks literasi meningkat menjadi 65,43 persen dari 49,68 persen pada 2022. Namun, angka itu masih tertinggal dibandingkan dengan indeks inklusi keuangan yang sudah mencapai 85,10 persen pada periode yang sama.

"Tentunya menjadi tanggung jawab kami sebagai pelaku industri keuangan digital untuk bisa terus berkontribusi meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat, khususnya bagi pelaku UMKM. Jangan sampai gap yang ada antara indeks literasi dan inklusi ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Melihat tantangan tersebut, AdaKami secara rutin menyelenggarakan diskusi finansial, seperti yang kami lakukan saat ini dengan Persib, untuk mendorong wawasan finansial pelaku UMKM di Bandung," jelas Jonathan.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Business Development PT Persib Bandung Bermartabat, Putra Kartono menyampaikan kebanggaan atas kolaborasi kedua entitas.

"Ini merupakan wujud nyata dari komitmen Persib untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Bandung. Kami berharap melalui program ini, para pelaku UMKM dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan demikian, UMKM di Bandung dapat semakin berdaya saing dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.

Melalui kolaborasi dalam acara Sampurasun ini, Persib dan AdaKami berharap dapat membantu menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM, di mana para pelaku UMKM dapat mengakses pengetahuan, teknologi, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk tumbuh secara berkelanjutan.

Berbagai Modus Penipuan

Selain cakap kelola finansial bisnis, Pelaku UMKM perlu memahami berbagai modus penipuan.AdaKami di seminar finansial juga turut membagikan sedikitnya ada enam bentuk upaya penipuan atau fraud yang perlu diantisipasi oleh para pelaku UMKM terlepas dari jenis layanan keuangan yang dimanfaatkan. Keenam fraud tersebut, sebagai berikut, modus salah transfer atau lebih transfer dari pihak tidak dikenal sehingga meminta pelaku UMKM untuk transfer ulang.

Kemudian, tawaran bantuan untuk melunasi tagihan khususnya bagi UMKM yang sedang memanfaatkan jasa permodalan atau kredit, pencurian data pribadi akibat oversharing di berbagai channel media, permintaan membagikan OTP, jebakan konten media sosial palsu yang mengatasnamakan perusahaan tertentu dan iming-iming bonus, voucher atau cashback mengatasnamakan perusahaan atau pihak tertentu.

Di tengah kian banyaknya modus kejahatan yang mengatasnamakan pelaku layanan keuangan, AdaKami terus mendorong edukasi finansial kepada masyarakat dan menghimbau untuk pelaku UMKM selalu waspada.

"AdaKami mendorong untuk setiap pelaku UMKM agar selalu melakukan verifikasi atas pihak yang mengaku dari institusi atau lembaga tertentu sebelum mengambil tindakan. Selalu waspada dan verifikasi kebenaran adalah salah satu kunci agar bisa terhindar dari upaya jebakan oleh pelaku penipaun. Jangan sampai hasil jerih payah yang sudah berusaha kita bangun dan perjuangkan diambil oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab." tutup Jonathan.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top