Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 15 Apr 2022, 17:20 WIB

Kisah Sengsara Tuhan Yesus di Raja Ampat, Papua

Foto: Istimewa

RAJA AMPAT - Umat Katolik se-dunia memperingati wafatnya Isa Almasih, Jumat (15/4). Peringatan wafat-Nya Isa Almasih dalam tradisi Gereja yang berpusat di Vatikan tersebut ditandai dengan liturgi Ekaristi, penghormatan salib dan ibadah sabda jalan salib untuk mengenang Tuhan Yesus yang disiksa memikul salib ke Bukit Golgota.

Di Raja Ampat, Papua Barat, ibadah sabda jalan salib tersebut dikemas dalam bentuk visualisasi kisah senggara Tuhan Yesus. Visualisasi tersebut diperankan sejumlah orang Muda Katolik Waisai dan sejumlah anak-anak remaja.

Visualisasi kisah senggara Tuhan Yesus yang disutradarai Mercy Leftungun tersebut berawal dari kisah Yesus ditangkap di Taman Getsemani, diadili di hadapan imam-imam Agung seperti Kayafas, Pilatus dan Herodes.

Drama Yesus ditangkap dan diadili tersebut berlangsung di Taman Kantor Bupati Raja Ampat. Berikut selengkapnya dikutip dari rilis Kemeninfo, hari ini.

Usai diadili, ratusan umat yang mengikuti kegiatan tersebut dihantar untuk menghayati jalan salib Tuhan dari perhentian pertama hingga perhentian keempat belas.

Yesus yang diperankan Ketua Orang Muda Katolik Raja Ampat, Rico Pede tersebut pun digiring keluar dari Taman Getsemani. Sambil memanggul salib, dirinya melangkah tertatih-tatih menghayati perhentian per perhentian pada kisah jalan Salib Tuhan Yesus.

Pada visualisasi yang menempuh jarak kurang lebih 1 km dari Taman Getsemani yang berada di Taman Kantor Bupati Raja Ampat dan berakhir di Puncak Golgota yang beralamat di Kompleks Gereja Katolik, Waisai Raja Ampat tersebut sejumlah algojo yang dikomandani Natalis Mambraku tersebut tak henti-hentinya menyiksa, memukul dan mendera Yesus.

Menyaksikan Yesus disiksa sejumlah umat tak sanggup menahan air matanya.

Terkait Visualisasi tersebut Mercy Leftungun selaku sutradara tetapi juga Koordinator Seksi Liturgi Dewan Stasi Sta.Maria Mater Dei-Waisai Raja Ampat menjelaskan visualisasi kisah senggara Tuhan Yesus tersebut bertujuan mengajak umat Katolik merenungkan sengsara Yesus Kristus yang berkorban untuk menyelamatkan umat manusia.

Dirinya juga mengakui visualisasi tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan iman umat.

"Semoga dengan jalan salib ini semakin meningkatkan iman, persaudaraan, solidaritas antara umat," ujar Mercy sapaan Mercy Leftungun.

Wakil Ketua Dewan Stasi Sta.Maria Mater Dei-Waisai Raja Ampat, Jefri Sampul menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Orang Muda Katolik Raja Ampat dan semua umat yang berperan dalam Visualisasi Kisah Sengsara Tuhan Yesus.

Dirinya juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Raja Ampat mendukung pelaksanaan Visualisasi Kisah Sengsara Tuhan Yesus tersebut.

"Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung suksesnya drama atau visualnya kisah senggara Tuhan Yesus yang dilaksanakan umat Katolik Raja Ampat," kata Jefri Sampul.

Redaktur: Eko S

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.