
Khawatir Tragedi Itaewon Terjadi di Jepang, Shibuya Larang Alkohol di Perayaan Halloween
Orang-orang menunggu di depan papan bertuliskan "Tidak ada acara Halloween di jalan Shibuya" di salah satu persimpangan tersibuk di dunia.
Foto: AFP/Philip FONGTOKYO - Larangan alkohol mulai berlaku di sekitar tempat wisata Shibuya di Tokyo pada Jumat (27/10) dalam upaya mencegah perayaan Halloween yang riuh, setahun setelah insiden mematikan di Itaewon, Korea Selatan.
Hampir 160 orang tewas terinjak-injak di sebuah gang sempit di Seoul pada 29 Oktober tahun lalu saat perayaan Halloween yang dihadiri puluhan ribu orang di lingkungan Itaewon.
Di Tokyo, puluhan ribu orang, baik warga Jepang maupun asing, memadati jalan-jalan sempit di sekitar Shibuya dalam beberapa tahun terakhir, banyak di antaranya mengenakan kostum zombie yang siap ditampilkan di Instagram.
Kerumunan orang memperlambat upaya layanan darurat untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan.
"Kami sangat khawatir kecelakaan serupa dengan kasus fatal di Itaewon di Seoul pada Oktober lalu dapat terjadi kapan saja," kata Wali Kota Shibuya, Ken Hasebe, bulan ini.
Menjelang akhir pekan ini, sebuah video yang dirilis pihak berwenang dalam bahasa Jepang dan Inggris juga berfokus pada gangguan yang ditimbulkan terhadap penduduk setempat seperti vandalisme, sampah, dan kebisingan.
"Malam Halloween ini semua orang harus menjauh dari Shibuya. Beberapa orang tinggal di Shibuya," bunyi pesan video tersebut.
"Kekerasan. Mabuk di jalan. Merokok di jalan. Pelanggaran lalu lintas. Anda tidak dapat memilih bagaimana tindakan Anda akan berdampak pada orang lain."
Baliho telah dipasang dan patung terkenal Hachiko, anjing ikon populer di luar Stasiun Shibuya, juga akan ditutup smentara dengan pagar.
Beberapa warga menyambut baik pembatasan tersebut.
"Saya pikir ini adalah keputusan yang adil karena menurut saya perayaan ini semakin berlebihan dalam beberapa tahun terakhir," kata Ryosuke Yamazaki (35).
"Jika keadaan ini menjadi lebih buruk dari sebelumnya, mungkin akan terjadi bencana atau bahkan hal serupa terjadi di Korea Selatan," katanya kepada AFP.
Kosuke Kimura (21) menyebut pembatasan tersebut "sepenuhnya tepat".
Namun turis Amerika Laura Williamee, 35, mengatakan hal itu "sangat mengecewakan".
"Saya memesan penerbangan ini beberapa waktu lalu dan saya sangat menantikan untuk berada di Shibuya untuk Halloween... (tapi) saya mengerti ini bisa berbahaya," katanya kepada AFP.
"Saya pikir mereka punya ide yang tepat dan mereka ingin melindungi masyarakat, semua wisatawan, dan sebagainya, jadi saya sangat memahaminya. Saya tidak terlalu kecewa dengan hal ini. Ini hanya mengecewakan."
Berita Trending
- 1 Kemenag: Kuota 1.838 Jemaah Haji Khusus Belum Terisi
- 2 Kabupaten Meranti mulai laksanakan Program Makan Bergizi Gratis
- 3 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 4 Pram-Rano Akan Disambut dengan Nuansa Betawi oleh Pemprov DKI
- 5 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
Berita Terkini
-
Monas Ditutup untuk Umum Saat Acara Pelantikan Kepala Daerah
-
Hasil Liga Champions: AC Milan dan Atalanta Tersingkir, Bayern Lolos Dramatis
-
Feyenoord Singkirkan AC Milan
-
Ternyata Lansia Masih Boleh Olahraga Malam, Asalkan yang Aman dan Bermanfaat
-
Jangan Gegabah, Puasa Intermiten Ternyata Dapat Berpengaruh pada Tumbuh Kembang Remaja