Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 19 Feb 2025, 02:59 WIB

Filipina Kecam Manuver Berbahaya Helikopter Tiongkok

Sebuah helikopter yang diidentifikasi oleh Penjaga Pantai Filipina milik Angkatan Laut Tiongkok (kiri) terbang dekat pesawat Biro Perikanan Filipina yang terbang di atas Scarborough Shoal yang disengketakan di LTS pada Selasa (18/2).

Foto: AFP/Jam STA ROSA

MANILA - Penjaga Pantai Filipina pada Selasa (18/2) melontarkan kecaman setelah sebuah helikopter milik Angkatan Laut Tiongkok melakukan  manuver berbahaya yang disebut telah terbang dalam jarak tiga meter dari penerbangan pengintaian yang membawa sekelompok wartawan di atas Scarborough Shoal yang disengketakan.

Seorang fotografer AFP dalam penerbangan tersebut menggambarkan melihat helikopter membuntuti pesawat yang mereka tumpangi sebelum mendekati sayap kiri, cukup dekat dan jelas untuk penumpang mengabadikan personel yang ada di helikopter tersebut.

“Helikopter Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok telah terbang sedekat tiga meter dengan pesawat Cessna milik Biro Perikanan,” kata Penjaga Pantai Filipina dalam sebuah pernyataan. "Tindakan gegabah ini menimbulkan risiko serius terhadap keselamatan pilot dan penumpang," imbuh mereka.

Pesawat Cessna milik Biro Perikanan Filipina itu sedang terbang sekitar 213 meter di atas air dalam misi mengamati kapal-kapal Tiongkok di sekitar beting tersebut.

Scarborough Shoal yang merupakan rangkaian terumbu karang berbentuk segitiga di Laut Tiongkok Selatan (LTS), saat ini telah menjadi titik api antara kedua negara sejak Beijing merebutnya dari Manila pada tahun 2012. Tiongkok mengklaim hampir keseluruhan LTS meskipun ada putusan internasional pada tahun 2016 yang menyimpulkan hal ini tidak memiliki dasar hukum.

Juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, mengatakan kepada wartawan bahwa insiden pada Selasa adalah pertama kalinya helikopter AL Tiongkok digunakan melawan pesawat patroli Filipina dengan cara seperti itu.

"Kurang dari 10 kaki. Itu sangat berbahaya. Itu pasti dapat mempengaruhi stabilitas pesawat," kata Tarriela dalam taklimat terkait insiden tersebut.

Ketika ditanya apakah pertemuan itu menandai sebuah eskalasi, Tarriela mengatakan ia yakin Tiongkok telah mengambil pendekatan terukur terhadap interaksi semacam itu, sembari menegaskan kembali pernyataan Presiden Ferdinand Marcos Jr bahwa perjanjian pertahanan bersama negara itu dengan Amerika Serikat (AS) dapat diberlakukan jika terjadi kematian.

Sementara itu Tian Junli, juru bicara Komando Armada Wilayah Selatan Tiongkok dan kolonel senior Angkatan Udara, mengatakan pesawat Filipina telah secara ilegal memasuki wilayah udara Tiongkok di atas Pulau Huangyan, menggunakan nama Tiongkok untuk Scarborough Shoal.

Ia mengatakan unit angkatan laut dan udara dikerahkan untuk melacak, memantau, memperingatkan, dan mengusir pesawat sesuai dengan hukum dan peraturan, seraya menambahkan bahwa tindakan pihak Filipina secara serius melanggar kedaulatan Tiongkok.

Konfrontasi Berulang

Scarborough Shoal telah menjadi lokasi konfrontasi berulang-ulang karena Manila kerap memasok perbekalan  bagi para nelayan Filipina di daerah tersebut. Beting tersebut terletak 240 kilometer di sebelah barat pulau utama Filipina, Luzon, dan hampir 900 kilometer (560 mil) dari Hainan, daratan utama Tiongkok terdekat.

Pada Desember lalu, Filipina mengatakan bahwa pihak Penjaga Pantai Tiongkok telah menggunakan meriam air dan "menyenggol" kapal milik dinas perikanan. Tudingan itu diutarakan dengan Manila merilis sebuah video yang memperlihatkan kapal Penjaga Pantai Tiongkok mengarahkan semburan air ke BRP Datu Pagbuaya.

Rekaman lain yang tampaknya diambil dari kapal Filipina menunjukkan awak kapal berteriak "Tabrakan! Tabrakan!" saat kapal Tiongkok yang jauh lebih besar mendekati sisi kanannya sebelum menabraknya.

Manila dan sekutu perjanjiannya, Washington DC, telah memperdalam kerja sama pertahanan mereka sejak Marcos Jr menjabat sebagai presiden pada 2022 dan mulai menentang klaim Tiongkok atas LTS.

Filipina mengatakan pada Desember lalu bahwa pihaknya berharap untuk memperoleh sistem misil Typhon dari AS sebagai bagian dari dorongan untuk mengamankan kepentingan maritimnya. Sistem misil jarak menengah yang dikerahkan pada tahun 2024 untuk latihan militer gabungan tahunan, memiliki jangkauan 480 kilometer, meskipun versi jarak yang lebih jauh sedang dalam pengembangan.

Tiongkok telah memperingatkan bahwa jika Manila benar-benar memperoleh sistem persenjataan tersebut maka berisiko akan memicu terjadinya sebuah perlombaan senjata. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.