![Ketika Kartunis Indonesia Bercerita dalam Legenda](https://koran-jakarta.com/images/article/phpi_wjz_resized.jpg)
Ketika Kartunis Indonesia Bercerita dalam Legenda
![Ketika Kartunis Indonesia Bercerita dalam Legenda](https://koran-jakarta.com/images/article/phpi_wjz_resized.jpg)
Pertemuan para kartunis dalam even Borobudur Cartoons Forum yang digelar di Hotel Pondok Tingal Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Pertemuan tersebut mengukuhkan kembali eksistensi kartunis di era digital.
"Perkembangan digital sangat pesat. Gambar, video, dan suara. Membaca kata-kata di dunia digital tak sekuat ketika era cetak, makanya meme berkembang. Nah itu juga peluang kartunis untuk mendistribusikan karyanya. Desain website, ilustrasi yang kuat, webtoon, banyak sekali," jelas Jitet.
Darminto mengungkap fakta gelap para juru gambar ini, yakni mayoritas gagap teknologi. Kartunis senior bahkan banyak yang tidak bisa email atau mengerti media sosial. Sebagian terlalu pakem pada media 2 dimensi, kertas dan pensil. Kartunis juga jauh dari dunia distribusi karya di era digital.
"Bagaimana dapat duitnya kalau kartunis tidak mengerti. Kalau dulu tinggal gambar, kirim ke koran, dimuat, dikirim wesel. Banyak kartunis pusing dengan era digital ini," katanya.
BCF bertekad membawa semua kartunis bangkit dari kubur. Forum ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Kabar gembira datang dari Jakarta pada September ini, Darminto M Sudharmo, Denny Satriadi, dan Seno Gumira Ajidharma menjadi 3 pendiri Perpustakaan Humor Indonesia yang berdiri di seputaran Cikini Jakarta Pusat. YK/R-1
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya