Ketahanan Pangan dan Energi Harus Berkelanjutan
Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Sri Rahardjo, pada Selasa (20/12), mengatakan Indonesia sesungguhnya memiliki comparative advantage karena didukung dengan volume produksi yang besar dan kesesuaian dengan kondisi daerah tropis.
Sayangnya, wujud komoditas yang diekspor tersebut sebagian besar masih dalam bentuk bahan mentah yang nilai tambahnya masih sedikit, misalnya sebagian masih berupa CPO (crude palm oil) atau rempah-rempah dalam kondisi utuh dan mentah.
"Selain masih sedikitnya input teknologi untuk mendiversifikasi produk turunan dari komoditas tersebut, sekarang kita dihadapkan dengan tantangan untuk memproduksi komoditas tersebut secara berkelanjutan," katanya baru-baru ini.
Dalam pidato berjudul Pangan Berdaulat, Generasi Sehat, Bangsa Bermartabat, Sri Rahardjo mengatakan komoditas bangsa saat ini memiliki keunggulan komparatif, tetapi persaingan perdagangan global saat ini dan ke depan menuntut adanya keunggulan kompetitif (competitive advantage).
Jika tidak dipersiapkan dan direspons dengan benar dan baik, akan dapat mengalami nasib yang sama dengan produksi dan ekspor biji kakao. Indonesia hanya mampu menjadi pengekspor biji kakao sebagai bahan baku, sementara nilai tambah yang besar dinikmati oleh industri cokelat di negeri tujuan ekspor.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya