![Ketahanan Negara Sangat Bergantung pada Ketersediaan Pangan Rakyat](https://koran-jakarta.com/images/article/ketahanan-negara-sangat-bergantung-pada-ketersediaan-pangan-rakyat-221114002325.jpg)
Ketahanan Negara Sangat Bergantung pada Ketersediaan Pangan Rakyat
![Ketahanan Negara Sangat Bergantung pada Ketersediaan Pangan Rakyat](https://koran-jakarta.com/images/article/ketahanan-negara-sangat-bergantung-pada-ketersediaan-pangan-rakyat-221114002325.jpg)
Presiden menyampaikan langkah-langkah untuk memperkuat mekanisme ketahanan pangan, yakni diperlukan teknologi produksi beras berkelanjutan, dan keharusan integrasi kapasitas produksi dengan sistem logistik anggota APT, untuk mengamankan rantai pasok dan stabilisasi harga beras.
Tiap-tiap negara memiliki potensi pangannya masing-masing maka sudah semestinya negara-negara tersebut mengoptimalkan potensinya dengan visi diversifikasi dan mengurangi impor. Jika sebuah negara masih mengandalkan impor untuk kebutuhan pangannya, berarti negara itu masih berada dalam situasi kerentanan pangan.
"Kita sudah jelas rentan pada kebutuhan impor gandum. Sudah benar Presiden akan galakkan substitusi gandum. Dimulai saja segera, nanti pasti akan ketemu jalan. Asal segera start," kata Dwijono.
Peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, mengatakan bahwa masalah hampir semua negara di kawasan Asean ialah minimnya pengembangan pangan lokal, padahal sumbernya banyak.
Di Indonesia, jenis pangan lokal hampir ada di setiap daerah, itu menjadi keunggulan komparatif wilayah, namun tidak dioptimalkan pemerintah. "Ini bukan masalah di Indonesia saja, tetapi menjadi masalah di kawasan, bahkan masalah global, sehingga begitu harga beras naik, tak ada pangan alternatif," jelas Awan.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya