Kesepakatan Penanganan Pandemi Global Hampir Disetujui
World Health Organization (WHO)
Foto: FABRICE COFFRINI/AFPJENEWA – Negara-negara berkumpul kembali pada hari Senin (4/11), dalam upaya untuk menyelesaikan perjanjian global tentang penanganan pandemi di masa depan, dengan momok mpox, Marburg, dan H5N1 menambah urgensi baru untuk menyegel kesepakatan.
Dikutip dari Medical Xpress, setelah lebih dari dua tahun perundingan, harapan tinggi untuk menyelesaikan kesepakatan paling lambat pada 15 November, meskipun inti dokumen, bagaimana cara berbagi patogen dan vaksin akan diselesaikan kemudian.
Pada bulan Desember 2021, karena khawatir akan terulangnya kehancuran yang disebabkan oleh Covid-19 yang telah menewaskan jutaan orang, melumpuhkan sistem kesehatan, dan menghancurkan ekonomi, 194 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sepakat untuk menyusun kesepakatan tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.
- Baca Juga: Pemimpin Junta akan Kunjungi Tiongkok
- Baca Juga: Azerbaijan, Negara yang Kaya akan Hidrokarbon
Munculnya jenis baru mpox, wabah virus Marburg yang mematikan di Rwanda, dan penyebaran flu burung H5N1 dalam beberapa bulan terakhir telah memberikan goncangan pada pembicaraan tersebut.
"Anda menghadapi tantangan untuk menyelesaikan pekerjaan Anda tepat waktu dan mencapai teks sekuat mungkin. Saya mendesak Anda untuk tidak membiarkan kesempurnaan menjadi musuh kebaikan," kata Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada negosiator negara saat putaran pembicaraan dibuka.
Pembagian Patogen
Waktu tidak berpihak pada kita. Covid-19 masih beredar; mpox adalah keadaan darurat kesehatan global; kita mengalami wabah Marburg, dan penyebaran H5N1. Pandemi berikutnya tidak akan menunggu.
Menambah momentum, para menteri kesehatan G20 yang bertemu di Rio de Janeiro, Kamis lalu, menyuarakan dukungan untuk menyelesaikan perjanjian yang ambisius, berimbang, efektif dan sesuai tujuan, termasuk akses yang adil terhadap tindakan penanggulangan medis selama pandemi.
Banyak dari 37 artikel rancangan teks tersebut telah diselesaikan selama 11 putaran perundingan sebelumnya.
Bagian utama yang menonjol berkisar pada pembagian patogen yang terdeteksi di suatu negara, kemudian vaksin serta produk pemberantasan pandemi lainnya yang berasal dari pengetahuan tersebut.
Hal ini telah berubah menjadi pertikaian antara negara-negara kaya dengan sektor farmasi utama, dan negara-negara miskin yang merasa tersisih selama pandemi Covid-19.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 4 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
- 5 Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Kepemimpinan Risma dan Gus Hans di Jawa Timur Lebih Berakar pada Prestasi
Berita Terkini
- Polrestro Jakbar Kembali Bongkar Jaringan Narkoba Indonesia, Malaysia, Thailand
- Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- Percepatan pembangunan bendungan di Indonesia
- Komisi II DPR Pecahkan Rekor MURI terkait Pembuatan UU Terbanyak
- Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta