Kesempatan Indonesia Tonjolkan Pancasila di G20
Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aris Heru Utomo.
Menurut Aris, terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan di tengah pandemi, nyaris tidak adanya kekerasan politik dibanding negara lain, hingga hubungan antar-agama yang harmonis, menunjukkan bahwa model ko-eksistensi (kehidupbersamaan) dapat hidup dalam tataran global.
"Keberhasilan Indonesia mencegah dan menangani kekerasan-kekerasan yang berbau identitas, terutama agama dan etnis, kiranya dapat dijadikan contoh. Indonesia luput dari kristalisasi agama dan paham nasionalisme sempit yang menjadi akar konflik di berbagai negara karena lebih menonjolkan nilai kebersamaan daripada perbedaan berdasarkan Pancasila," ucapnya.
Menyikapi ketidakhadiran Presiden Russia, Vladimir Putin, yang banyak dipertanyakan publik, Aris melanjutkan pemerintah Indonesia dapat memaklumi alasan ketidakhadirannya.
"Ketidakhadiran pemimpin Russia sesungguhnya tidak terlalu berpengaruh besar, karena sejati nya pertemuan G20 merupakan forum ekonomi global yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama terkait solusi paling efektif untuk krisis multidimensi yang sedang berlangsung. Solusi yang didasarkan pada model ko-eksistensi (kehidupbersamaan) dalam tataran global yang ditawarkan Indonesia," tutur Aris.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa diluncurkan nya dana penanganan pandemi (Pandemic Fund) pada 13 November 2022 menunjukkan bahwa model ko-eksistensi dapat diaktualisasikan sebagai model pembiayaan yang mumpuni untuk mencegah dan menghadapi pandemi di masa yang akan datang.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya