Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Kebijakan Pemerintah

Kesempatan Indonesia Tonjolkan Pancasila di G20

Foto : ANTARA/HO-BPIP

Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aris Heru Utomo.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila pada Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Aris Heru Utomo, menilai tema Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Recover Together, Recover Stronger menjadi kesempatan Indonesia untuk menonjolkan nilai-nilai Pancasila.

"Melalui tema dan isu utama tersebut, Indonesia berkesempatan menonjolkan kelebihan nilai-nilai yang dimiliki, terutama nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila yang memiliki pandangan dunia yangvisionerdan tahan banting," kata Aris dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (14/11).

Sebagai pemegang tampuk Presidensi G20, Indonesia berada dalam posisi ideal untuk memainkan perannya dalam tataran global, antara lain melalui penentuan tema dan agenda konferensi yaituRecover Together, Recover Stronger,dengan tiga isu utama untuk KTT G20 tahun 2022 ini yaitu energi terbarukan, kesehatan, dan dunia digital.

Paham Bertentangan

Aris menilai prinsip-prinsip dalam Pancasila mampu mengantisipasi dan merekonsiliasikan paham-paham yang saling bertentangan.

Menurut Aris, terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan di tengah pandemi, nyaris tidak adanya kekerasan politik dibanding negara lain, hingga hubungan antar-agama yang harmonis, menunjukkan bahwa model ko-eksistensi (kehidupbersamaan) dapat hidup dalam tataran global.

"Keberhasilan Indonesia mencegah dan menangani kekerasan-kekerasan yang berbau identitas, terutama agama dan etnis, kiranya dapat dijadikan contoh. Indonesia luput dari kristalisasi agama dan paham nasionalisme sempit yang menjadi akar konflik di berbagai negara karena lebih menonjolkan nilai kebersamaan daripada perbedaan berdasarkan Pancasila," ucapnya.

Menyikapi ketidakhadiran Presiden Russia, Vladimir Putin, yang banyak dipertanyakan publik, Aris melanjutkan pemerintah Indonesia dapat memaklumi alasan ketidakhadirannya.

"Ketidakhadiran pemimpin Russia sesungguhnya tidak terlalu berpengaruh besar, karena sejati nya pertemuan G20 merupakan forum ekonomi global yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama terkait solusi paling efektif untuk krisis multidimensi yang sedang berlangsung. Solusi yang didasarkan pada model ko-eksistensi (kehidupbersamaan) dalam tataran global yang ditawarkan Indonesia," tutur Aris.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa diluncurkan nya dana penanganan pandemi (Pandemic Fund) pada 13 November 2022 menunjukkan bahwa model ko-eksistensi dapat diaktualisasikan sebagai model pembiayaan yang mumpuni untuk mencegah dan menghadapi pandemi di masa yang akan datang.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top