Keselamatan Atlet Olimpiade Musim Panas Terancam
Hapus Keringat - Seorang pria warga Jepang menghapus keringat di kepalanya dengan handuk akibat kepanasan di Tokyo, Selasa (24/7) waktu setempat. Suhu udara sangat tinggi di Tokyo akibat gelombang panas.
Namun, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun meninggal dunia setelah kehilangan kesadaran sepulang dari sekolah. Rekor suhu tertinggi terjadi pada Senin, di wilayah Kumagaya, barat daya Tokyo dengan rekor 41 derajat Celsius.
Pemerintah daerah telah mempertimbangkan memperpanjang liburan musim panas dan akan membayar penyejuk ruangan di sekolah-sekolah negeri.
Selama ini penyejuk ruangan tidak pernah ada di sekolah-sekolah. Kepala Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan gelombang panas masih akan terjadi di penjuru Jepang.
Langkah-langkah pencegahan akan dilakukan untuk melindungi pelajar dan aktivitas sehari- hari masyarakat Jepang. Selain Jepang, Pakistan dan Korea Selatan juga pernah pernah mengalami musibah gelombang panas paling mematikan sepanjang 2018.
Pada Mei 2018, gelombang panas yang terjadi di Kota Karachi, Pakistan, menewaskan 65 orang dalam tempo tiga hari. Temperatur mencapai 44 derajat Celsius atau di atas suhu rata-rata yang biasanya berkisar 35 derajat Celsius. AFP/P-4
Redaktur : Khairil Huda
Komentar
()Muat lainnya