Jum'at, 29 Nov 2024, 00:14 WIB

Keren Terobosan Ini, RSUD Tamansari Luncurkan Aplikasi untuk Pantau Anak Stunting

Arsip - Sebanyak 500 balita mendapatkan makanan tambahan, pengukuran berat serta tinggi badan.

Foto: ANTARA/Risky Syukur

Jakarta - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari meluncurkan aplikasi untuk memantau anak stunting yang dinamakan Si-Terpenting (Sistem Terkini Pemantauan Stunting) berbasis Excel yang merupakan inovasi untuk memantau status dan pelayanan gizi anak stunting.

Direktur RSUD Tamansari, dr. Agus Ariyanto Haryoso menyebut aplikasi tersebut dapat memberikan notifikasi status anak stunting berupa potensi drop out dan lulus pengobatan.

"Aplikasi Si-Terpenting dibuat untuk memberikan informasi tentang pemantauan dan pelayanan gizi anak stunting dapat menjadi lebih optimal, tidak butuh biaya, dan mudah untuk dioperasionalkan serta direplikasi," kata Agus di Jakarta pada Kamis.

Lebih lanjut, Agus Ariyanto Haryoso menjelaskan aplikasi Si-Terpenting memiliki sejumlah fitur, seperti jadwal kontrol pasien stunting, edukasi gizi, notifikasi status pasien stunting (berupa potensi drop out dan lulus).

"Kemudian pemantauan pemberian dan logistik susu Keperluan Medis Khusus Stunting (PKMK), jumlah susu PKMK, layanan konsultasi gizi gratis hingga grafik tumbuh kembang," kata Agus.

Semua data itu dapat dipantau secara langsung (real time) oleh puskesmas dan kader yang turut membantu pemantauan pengobatan anak stunting.

"Aplikasi ini memiliki banyak keunggulan dan manfaat, sangat sederhana dan mudah digunakan siapa saja," tambahnya.

Selain itu, pihaknya akan melakukan jemput bola ke rumah anak stunting untuk berobat dengan kendaraan dinas operasional RSUD Tamansari.

"Kami juga telah melakukan sosialisasi program ini kepada puskesmas, camat, lintas sektor, kader kesehatan, orangtua dan Dinas Kesehatan, beserta jajaran RSUD," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dr. Erizon Safari penanganan anak stunting mesti dilakukan secara komprehensif.

"Anak yang terkena stunting sebenarnya sudah terlambat, dan butuh penanganan komprehensif, cepat, dan tepat agar tidak menambah kecacatan dan kemunduran IQ-nya,” ujarnya.

Erizon pun optimis Si-Terpenting mampu membantu para tenaga kesehatan, seperti petugas gizi rumah sakit dan puskesmas, manajemen, farmasi, dokter spesialis anak, perawat untuk melakukan tata laksana komprehensif anak stunting sampai bebas stunting.

Berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Dinas Kesehatan Jakarta, angka kejadian/prevalensi stunting di Jakarta, masih 14 persen.

Per Juli 2023, misalnya, sebanyak 39.793 balita di Jakarta tercatat memiliki permasalahan gizi dengan rincian, 5.753 balita kurang berat badan, 9.191 balita kurang gizi, 2.026 balita idap gizi buruk, dan 22.823 balita lainnya masuk kategori stunting. Sementara data e-PPGM per Agustus Tahun 2024, sebanyak 5.688 anak sunting di Jakarta.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: