Senin, 23 Des 2024, 01:05 WIB

Keren Inovasi Ilmuwan Ini, Tiongkok Hasilkan Tanaman yang Bisa Adaptasi pada Perubahan Iklim

Petani Tiongkok bergotong royong menanam bibit padi di sebuah ladang di Taizhou, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, beberapa waktu lalu.

Foto: AFP/China OUT

BEIJING – Dengan semakin pentingnya budi daya tanaman yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim, tim ilmuwan Tiongkok dalam sebuah studi terobosan berhasil mengidentifikasi pendekatan baru yang secara nyata mampu meningkatkan produktivitas tanaman ketika menghadapi kendala suhu tinggi.

Peningkatan suhu global sebesar 2 derajat Celsius diproyeksikan akan secara signifikan meningkatkan rata-rata kerugian hasil panen sebesar 3 hingga 13 persen, sehingga menyoroti kebutuhan mendesak terkait varietas yang lebih tahan panas guna mengatasi kerawanan pangan di masa depan.

Seperti dikutip dari Antara, para peneliti dari Institut Genetika dan Biologi Perkembangan, yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (Chinese Academy of Sciences/CAS), menggunakan alat penyuntingan gen yang inovatif untuk menyisipkan elemen kejutan panas (heat-shock element) ke dalam gen tomat yang disebut LIN5.

Modifikasi ini meningkatkan ekspresi gen tersebut di bawah tekanan panas dan mengurangi defisiensi gula pada buah di suhu tinggi.

Tingkatkan Hasil Panen

Sejumlah pengujian di berbagai musim dan lokasi, termasuk di rumah kaca dan lahan terbuka, menunjukkan bahwa strategi itu meningkatkan hasil panen tomat sebesar 14 hingga 47 persen dalam kondisi normal dan 26 hingga 33 persen dalam kondisi tekanan panas, sehingga mencegah 56 hingga 100 persen kerugian hasil panen akibat panas, papar penelitian yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Cell.

Selain itu, eksperimen tim tersebut terhadap padi menunjukkan bahwa metode rekayasa genetika ini mampu meningkatkan produksi padi sebesar 7 hingga 13 persen dalam kondisi normal dan 25 persen dalam kondisi tekanan panas sehingga dapat mengurangi kerugian hasil panen sebesar 41 persen akibat suhu tinggi.

Eksperimen ini secara efektif meningkatkan ketahanan tanaman terhadap iklim dan membuka era baru desain tanaman cerdas-iklim dengan hasil panen tinggi dan stabil.
Perjanjian Paris yang dirilis pada 2015 telah menetapkan target suhu yang membatasi pemanasan global kurang dari 2 derajat Celsius di atas level pra-industri, dengan berbagai upaya dilakukan guna membatasinya hingga 1,5 derajat Celsius per akhir abad ini.

Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok merupakan poros utama upaya Tiongkok untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan teknologi tinggi dan ilmu pengetahuan alam demi kepentingan Tiongkok dan dunia. Terdiri dari jaringan penelitian dan pengembangan yang komprehensif, perkumpulan akademis berbasis prestasi, dan sistem pendidikan tinggi.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: