Kepala Gereja Ortodoks Rusia Masuk DPO Ukraina
Presiden Russia Vladimir Putin (kiri) dan Patriark Kirill.
Foto: LSElse.ac.uk/wikimedia commonsKYIV- Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada Jumat (15/12) memasukkan pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, pendukung perang Kremlin melawan Kyiv, ke dalam daftar pencarian orang (DPO) setelah dinas keamanan menuduhnya bersekongkol dalam konflik tersebut.
Tindakan ini murni simbolis karena Patriark Kirill berada di Rusia dan tidak berada dalam ancaman penangkapan. Ini adalah langkah terbaru dalam kampanye Ukraina untuk mencabut pengaruh para pendeta yang dituduh memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan menumbangkan masyarakat Ukraina.
Sebuah unggahan daftar orang yang dicari Kementerian Ukraina mengidentifikasi nama Kirill, memperlihatkan jubah klerikalnya, dan menggambarkannya sebagai "seorang individu yang bersembunyi dari badan penyelidikan pra-sidang". Dikatakan, dia "menghilang" sejak 11 November.
Kekristenan Ortodoks adalah agama dominan di Ukraina dan pihak berwenang di Kyiv telah meluncurkan kasus pidana terhadap pendeta yang terkait dengan cabang gereja Ortodoks yang dulunya terkait langsung dengan gereja Rusia dan Kirill.
Parlemen di Kyiv sedang mempertimbangkan rancangan undang-undang yang akan melarang cabang gereja tersebut, yang telah kehilangan banyak umatnya sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Gereja mengatakan pihaknya memutuskan semua hubungan dengan Moskow pada Mei 2022.
Badan keamanan SBU Ukraina bulan lalu mengeluarkan dokumen yang mengatakan Kirill "melanggar kedaulatan Ukraina" berdasarkan posisinya sebagai "bagian dari rombongan terdekat kepemimpinan militer dan politik Rusia".
Pasukan keamanan telah melancarkan puluhan kasus kriminal, termasuk tuduhan pengkhianatan, terhadap para pendeta dan pejabat yang terkait dengan cabang gereja yang terkait dengan Moskow.
Kirill mengecam tindakan tersebut dan meminta para pemimpin agama di seluruh dunia untuk menghentikan tindakan Ukraina yang menentang gereja.
Seorang pejabat senior di gereja Rusia mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA bahwa memasukkan Kirill ke dalam daftar orang yang dicari adalah "sebuah langkah yang konyol dan dapat diprediksi".
Vladimir Legoida, yang bertanggung jawab atas hubungan dengan gereja-gereja lain, mengatakan kepada RIA bahwa pihak berwenang Ukraina bersalah karena "pelanggaran hukum dan upaya mengintimidasi umat paroki".
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: CNA
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 5 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
Berita Terkini
- Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI
- Warga Diminta Waspada, Gunung Ibu di Halmahera Barat Sudah Dua Kali Erupsi
- Meningkat, KCIC Sebut 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Untuk Momen Natal dan Tahun Baru
- Terus Meluas, Otoritas Victoria Keluarkan Perintah Evakuasi Akibat Kebakaran Semak
- Wamenhub Minta KCIC Siapkan Pengoperasian Stasiun Kereta Cepat Karawang