Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kenali 3 Jenis Cuaca Ekstrem yang Merusak Akibat Perubahan Iklim

Foto : The Conversation/Shutterstock/Muh Zailani Sanusi

Banjir bandang di Konawe yang dipicu cuaca ekstrem pada 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

Awalnya, kami mengira squall line akan meluruh atau menyeberang ke arah Selat Malaka yang berada antara Malaysia dan Pulau Sumatra. Ternyata squall line saat itu malah bertahan lalu mengarah ke Selat Sunda dan berlangsung lebih dari 24 jam. Ini menandakan betapa dahsyatnya energi badai dari squall line saat itu karena bisa mengambil energi dari sekitar beberapa kali untuk memperkuat dirinya dan melanjutkan perjalanan sampai Bali.

Lantas, berapa kecepatan squall line tersebut untuk menyeberang dari Sumatra ke Jawa? Perhitungan kami sekitar enam jam. Jadi, jika squall line terbentuk pada dini hari, warga di Banten dan Jawa Barat perlu bersiap-siap sejak pagi untuk menghadapi badai dan gelombang tinggi.

2. Bow echo

Bow echo adalah fenomena cuaca ekstrem squall line tapi melengkung seperti busur atau bumerang.

Lengkungan inilah yang perlu kita waspadai. Sebab, lengkungan terjadi karena ada pusaran angin di kedua ujung garis, yakni pusaran siklon (berlawanan dengan arah jarum jam) dan antisiklon (searah jarum jam). Bayangkan betapa parahnya daya rusak dari bow echo akibat dua pusaran yang berpasangan ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top