Kemarau Panjang Imbas Siklon di Sekitar Filipina
Foto citra satelit kondisi gangguan siklon yang terjadi di sekitar Filipina.
Foto: Antara/HO-Stasiun GAWPadang - Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau GAW Bukit Kototabang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menjelaskan kemarau panjang di tanah air imbas dari keberadaan siklon di sekitar Filipina.
"Kami melihat ada semacam gangguan berupa siklon di sebelah Filipina sehingga angin dari arah selatan (India) tertuju ke sana," kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun GAW Bukit Kototabang, Andi Sulistiyono saat dihubungi di Padang, Selasa.
Seharusnya, sambung dia, periode Oktober-November siklon tersebut sudah mengarah atau berada di wilayah Australia. Kondisi tersebut mengakibatkan kemarau yang lebih panjang di Indonesia termasuk di Sumbar. Padahal, BMKG memperkirakan Oktober hingga November 2024 Ranah Minang sudah memasuki musim penghujan.
"Belum masuknya musim penghujan di Sumbar ini karena ada gangguan di atmosfer tadi," kata dia.
Andi memperkirakan, musim hujan di Provinsi Sumbar baru akan terjadi pada awal November 2024. Stasiun GAW juga mengingatkan masyarakat agar tidak membakar sampah atau membuka lahan baru dengan cara dibakar.
Sebab, cara-cara tersebut dapat memperparah dan meningkatkan risiko penurunan kualitas udara akibat musim kemarau yang telah terjadi sejak beberapa waktu terakhir.
Ia menambahkan, hingga saat ini kondisi kemarau panjang akibat siklon di sekitar Filipina tersebut belum berdampak pada penurunan kualitas udara. Hanya saja, kondisi lahan kering yang terjadi dapat menimbulkan atau memicu gangguan pernapasan.
Oleh karena itu, Stasiun GAW Kototabang mengimbau masyarakat untuk bijak menyikapi kondisi tersebut misalnya dengan menggunakan masker atau penutup hidung untuk mencegah gangguan pernapasan akibat debu.
"Sejauh ini kualitas udara masih tergolong bagus, hanya saja potensi jumlah debu di udara makin besar," ujar dia.
Sementara itu, Jamal salah seorang warga Kabupaten Padang Pariaman mengatakan selama beberapa hari terakhir cuaca terasa begitu panas sehingga kurang mendukung untuk beraktivitas di luar rumah.
"Cuacanya memang begitu panas selama beberapa hari terakhir," kata Jamal.
Berita Trending
- 1 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 2 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 3 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal
- 4 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Liberia, Didirikan oleh Kaum Budak yang Pulang dari Amerika
- Berita Duka, Dokter Tim Persib Meninggal Dunia
- BMKG Prakirakan Jakarta Turun Hujan Pada Selasa Siang dan Sore Hari
- Gunung Semeru Erupsi Disertai Letusan Setinggi 900 Meter di Atas Puncak
- Usut Tuntas Tanpa Kompromi, Danpuspom TNI Sebut Telah Menindak 254 Anggota yang Terlibat Narkoba