
Kemampuan APBN sebagai Stabilisator Berkurang

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu, di Jakarta, Selasa (22/11), mengatakan APBN akan tetap diarahkan untuk menjaga pemulihan perekonomian nasional sekaligus melindungi masyarakat miskin dan rentan dari berbagai ketidakpastian global.
Ekspansi Fiskal
Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, mengatakan APBN tahun depan berada dalam situasi pelemahan ekonomi karena kenaikan suku bunga yang memberatkan sektor riil. Namun, subsidi energi diperkirakan tidak akan sebesar pada tahun ini sehingga lebih tepat jika APBN 2023 adalah batu landasan ketimbang shock absorber.
"APBN jadi shock absorber itu kalau subsidinya besar sekali seperti saat pandemi dan juga tahun ini subsidi energi dan aneka BLT penggantinya. Kalau tahun depan subsidi tidak akan membesar, lebih ke ekspansi fiskal saja," kata Tauhid.
Agar APBN optimal, pemerintah harus memprioritaskan pada penyelesaian janji-janji yang belum selesai, seperti perampungan pembangunan jalan tol ataupun menyelesaikan utang-utang pemerintah pada BUMN seperti di Pertamina dan PLN.
"Biar akselerasinya lebih cepat, sehingga APBN bisa jadi batu landasan kuat di tengah pelemahan permintaan," kata Tauhid.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya