Kehadiran Balita yang Bawa Harapan bagi Desa Boneka Manekin di Jepang
Krisis Populasi l Keluarga Kato yang terdiri dari Rie (kiri), suaminya Toshiki, dan anak semata wayang mereka, Kuranosuke, tengah sibuk mempersiapkan makan malam di kediaman mereka di Desa Ichinono di Kota Tamba-Sasayama, Prefektur Hyogo, Jepang, pada 20 Oktober lalu. Krisis populasi telah membuat Desa Ichinono selama dua dekade tanpa kelahiran generasi penerus.
Saat ini memang banyak negara maju menghadapi bom waktu demografi yang sama, tetapi di Jepang, yang memperbolehkan tingkat imigrasi yang relatif rendah, saat ini memiliki populasi tertua kedua di dunia setelah Monako.
Keheningan meliputi udara di Ichinono, tempat penduduk membuat boneka manekin dengan tangan untuk menciptakan kemiripan dengan suasana desa yang ramai. Beberapa boneka manekin menaiki ayunan sementara yang lain mendorong kereta kayu bakar, tersenyum dan agak menyeramkan kepada pengunjung.
"Kami mungkin kalah jumlah oleh boneka manekin," kata Hisayo Yamazaki, seorang janda berusia 88 tahun, kepadaAFP.
Panen padi dan pembuatan sake dulunya menjadi cara Ichinono bertahan hidup. Sebagian besar keluarga di desa itu dulunya memiliki anak, kenang Yamazaki. "Namun kami khawatir mereka tidak akan bisa menikah jika mereka tetap terjebak di tempat terpencil seperti ini, jadi mereka didorong untuk kuliah di perguruan tinggi di kota. Mereka pergi dan tidak pernah kembali, mencari pekerjaan di tempat lain. Kini kami yang menanggung akibatnya," tutur dia.
Namun satu keluarga di Ichinono sedikit berbeda. Rie Kato yang berusia 33 tahun dan Toshiki Kato yang berusia 31 tahun, pindah dari kota besar Osaka ke Ichinono pada tahun 2021, lalu mereka memiliki anak, Kuranosuke.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya