Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lonjakan Harga Kedelai - Pada Desember 2020, Harga Kedelai Dunia Naik 9% secara Mtm

Kebergantungan Impor Masih Tinggi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Protes pengrajin tahu dan tempe terkait lonjakan harga bahan baku kembali terjadi karena masih tingginya kebergantungan terhadap pasokan kedelai impor.

JAKARTA - Pemerintah belum mampu mengurangi kebergantungan komoditas kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan domestik sehingga fluktuasi harga di pasar global dan permainan para pemburu rente memicu lonjakan harga di dalam negeri. Alhasil, kondisi itu memukul pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menggunakan bahan baku kedelai, teruatama perajin tahu dan tempe.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan stok kedelai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan industri tahu dan tempe nasional. Lembaga pembina sektor perdagangan tersebut menjamin tahu dan tempe tetap tersedia di masyarakat.

Sebelumnya, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyatakan akan melakukan penyesuaian harga tahu dan tempe dengan harga kedelai impor. Dari hasil koordinasi Kemendag dan Gakoptindo, harga kedelai impor di tingkat perajin pada Desember 2020 naik menjadi 9.300-9.500 rupiah per kilogram (kg) dari 9.000 rupiah per kg pada November 2020 atau melonjak sekitar 3,33-5,56 persen.

Sekretaris Jenderal Kemendag, Suhanto menyatakan pihaknya terus mendukung industri tahu tempe Indonesia. "Dengan penyesuaian harga, diharapkan masyarakat akan tetap dapat mengonsumsi tahu dan tempe yang diproduksi oleh perajin," kata Suhanto di Jakarta, Kamis (31/12).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top