Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembangunan

KCJB Contoh Keberhasilan "Belt and Road Initiative"

Foto : ANTARA/RAISAN AL FARISI

Kereta Cepat Jakarta-Bandung

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menyebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebagai contoh keberhasilan Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) yang diinisiasi pemerintah Tiongkok.

"Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek unggulan di bawah kerja sama 'Belt and Road Initiative' antara Tiongkok dan Indonesia, selama ini mendapat perhatian pribadi dari kedua pemimpin negara," kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Tiongkok, Kamis (14/9).

BRI adalah program yang diperkenalkan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping pada 2013 dengan nama One Belt One Road (OBOR).

Seperti dikutip dari Antara, Presiden Joko Widodo kemarin Rabu melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat dengan menggunakan KCJB yang sekaligus melakukan uji coba sebelum resmi dioperasikan.

Presiden yang biasa disapa Jokowi itu menyebut kereta tersebut nyaman digunakan bahkan saat mencapai kecepatan maksimal 350 km/jam.

"Kereta berkecepatan tinggi itu, yang pertama di jenisnya di Asia Tenggara, dan merupakan kereta cepat yang pertama di luar Tiongkok dengan sistem pemantauan yang sama, faktor produksi dan rantai industri yang dipasok oleh Tiongkok," tambah Mao Ning.

Mengejar Modernisasi

Kereta cepat tersebut, menurut Mao Ning, juga menjadi contoh sukses Tiongkok bersama dengan negara di kawasan dalam mengejar modernisasi.

"Dengan mengikuti prinsip konsultasi, kontribusi dan manfaat bersama. Hal ini pasti akan memberikan dorongan kuat untuk konektivitas regional. Kami telah mengetahui uji coba Presiden Joko Widodo dan komentarnya yang positif," ungkap Mao.

Ia berharap dan percaya kereta berkecepatan tinggi akan membantu memudahkan masyarakat Indonesia dalam bertransportasi. "Dan tentu akan mendorong potensi lokal untuk pembangunan ekonomi," kata Mao Ning.

Saat uji coba, kereta cepat pertama di Indonesia tersebut melaju secara perlahan mulai dari kecepatan 50 km per jam hingga kecepatan maksimal 350 km/jam.

Presiden Jokowi berharap kehadiran moda transportasi ini meningkatkan minat masyarakat untuk berpindah dari mobil pribadi ke transportasi umum sehingga mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jakarta, Bandung, dan sekitarnya.

Saat itu Xi Jinping ingin menghidupkan kembali kejayaan Jalur Sutera (Silk Road) pada abad ke-21. Setidaknya 147 negara, termasuk Indonesia, sudah sepakat masuk progam BRI, dengan nilai investasi sejak 2013 hingga paruh pertama 2022 telah mencapai 932 miliar dolar AS.

Untuk mengumpulkan pendanaan bagi proyek-proyek infrastruktur BRI, dibentuklah Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang 26 persen sahamnya dikuasai Tiongkok, sementara Indonesia menjadi penyetor terbesar ke-8 dengan 672 juta dolar AS yang dibayarkan bertahap dalam lima tahun.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top