Karhutla yang Dahsyat dan Destruktif di Los Angeles Tewaskan 10 Warga dan 180.000 Orang Mengungsi
Sebuah rumah dilalap api saat terjadi kebakaran Palisades di Pacific P alisades, Los Angeles, California, Amerika Serikat, Selasa (7/1).
Foto: ANTARA/Xinhua /Qiu ChenLOS ANGELES - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dahsyat dan destruktif terus berkobar di wilayah Greater Los Angeles (LA) pada Kamis (9/1) dan menewaskan sedikitnya 10 orang serta memaksa hampir 180.000 warga meninggalkan rumah mereka.
Kombinasi antara kelembapan yang rendah, vegetasi yang kering, dan perubahan arah angin meningkatkan potensi munculnya titik api dan penyebaran yang cepat. Lima kebakaran aktif di Los Angeles County telah menyebar hingga ke area seluas lebih dari 117,3 km persegi.
Dua kebakaran terbesar, yaitu kebakaran Palisades dan kebakaran Eaton, yang mulai berkobar pada Selasa (7/1), masing-masing melalap area seluas sekitar 69,7 km persegi dan 42,9 km persegi hingga Kamis pagi waktu setempat tanpa bisa dikendalikan, menurut Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California (CAL FIRE).
- Baca Juga: Jepang Dukung Indonesia Jadi Anggota Penuh OECD
- Baca Juga: Kaum Muda Kunci Pembangunan Berkelanjutan
Seperti dikutip dari Antara, total 300 bangunan hancur akibat kebakaran Palisades dan lebih dari 13.300 bangunan lainnya terancam.
CAL FIRE memperingatkan adanya perilaku kebakaran yang ekstrem, termasuk penyebaran titik api jarak pendek dan jarak jauh, yang terus menimbulkan tantangan signifikan terhadap upaya pemadaman kebakaran Palisades.
Kecepatan angin hingga sekitar 96,5 km per jam diperkirakan terus berlanjut di wilayah itu hingga Kamis.
Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles, Kristin Crowley pada Kamis menyampaikan kebakaran Palisades merupakan salah satu bencana alam paling destruktif dalam sejarah Los Angeles.
Beberapa bangunan mengalami kerusakan atau hancur saat karhutla Eaton yang disebabkan oleh angin terus berlanjut. Peringatan kondisi angin kencang yang masuk dalam kategori Bendera Merah (Red Flag) diperkirakan terus berlanjut hingga Kamis malam.
Penyebaran Cepat
Kombinasi antara kelembapan yang rendah, vegetasi yang kering, dan perubahan arah angin meningkatkan potensi munculnya titik api dan penyebaran yang cepat, menurut CAL FIRE.
Departemen Koroner Los Angeles, Amerika Serikat, mengumumkan hingga Kamis, 9 Januari, pukul 21.00 waktu setempat jumlah korban jiwa akibat kebakaran bertambah menjadi 10 orang, dan proses identifikasi membutuhkan waktu berminggu-minggu.
"Departemen Koroner bekerja sama dengan penegak hukum dan pemadam kebakaran setempat untuk menanggapi laporan kematian akibat kebakaran hutan yang sedang berlangsung di Los Angeles. Departemen menerima pemberitahuan tentang 10 kematian terkait kebakaran hingga pukul 9 malam pada 9 Januari," bunyi pernyataan departemen tersebut.
Pernyataan itu juga mengatakan proses identifikasi akan membutuhkan waktu berminggu-minggu karena kondisi kebakaran dan masalah keselamatan.
Sejumlah kebakaran terjadi di beberapa wilayah California sejak Selasa, memicu evakuasi bagi ribuan warga.
Gubernur California Gavin Newsom mengatakan, Jumat pagi, bahwa Garda Nasional California telah tiba di Los Angeles untuk mencegah terjadinya penjarahan di wilayah evakuasi.
"TheCalGuard telah tiba di Los Angeles untuk mendukung penegakan hukum setempat. Mengambil keuntungan dari masyarakat yang dievakuasi benar-benar tindakan yang tidak masuk akal. Penjarahan tidak akan ditoleransi," kata Newsom di X.
Sementara itu, Badan Cuaca Nasional, Kamis, memberi peringatan tentang angin kencang dan kelembaban rendah yang dapat memperburuk kebakaran di California hingga Jumat.
Sementara itu, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris telah memutuskan untuk membatalkan perjalanannya ke Singapura, Bahrain, dan Jerman karena peristiwa karhutla di Los Angeles dan sekitarnya, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
"Menanggapi kebakaran hutan bersejarah di Los Angeles, Wakil Presiden telah membuat keputusan untuk membatalkan perjalanan dia dan suami Wapres yang akan datang ke Singapura, Bahrain, dan Jerman. Dia akan tetap berada di Amerika Serikat untuk mendukung tanggapan federal di California," ungkap Sekretaris Pers Ernesto Apreza.
Perusahaan media AccuWeather mengatakan perkiraan awal mengenai dampak kerusakan dan kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di California mencapai antara 52 miliar dollar AS hingga 57 miliar dollar AS (sekitar 841,98 triliun rupiah hingga 922,94 triliun rupiah).
Berita Trending
- 1 Dorong Industrialisasi di Wilayah Transmigrasi, Kementrans Jajaki Skema Kerja Sama AlternatifÂ
- 2 Tak Sekadar Relaksasi, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Spa untuk Kesehatan
- 3 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 4 J-Hope BTS Rilis Musik Baru Maret Tahun Ini
- 5 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Biofeedback untuk Kesehatan
Berita Terkini
- Lima Inspirasi Seru untuk Rayakan Tahun Baru Imlek
- Terendah di Indonesia, Harga Serapan Gabah di Sumsel Anjlok
- Memanas Hubungan Kedua Negara Ini, Kanada Siapkan Tarif Impor Balasan untuk Trump
- Renovasi Rumah Wujud Harapan Akan Kehidupan yang Lebih Baik
- Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus