Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 12 Jul 2024, 08:00 WIB

Kapal Nelayan Aceh Terdampar di Perairan Myanmar

Ilustrasi - Kapal nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi, Kabupaten Aceh Timur.

Foto: ANTARA/Hayaturahmah

BANDA ACEH - Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi, Kabupaten Aceh Timur, menyatakan kapal motor nelayan asal kabupaten tersebut dengan tujuh anak buah kapal dan satu nakhoda terdampar di perairan Myanmar.

Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi Ermansyah di Aceh Timur, Kamis (11/7), mengatakan kapal nelayan dengan nama KM Aslam Samudera tersebut masuk ke perairan negara tetangga lain diduga hanyut karena kehabisan bahan bakar.

"Kapal motor nelayan Aceh Timur tersebut kehabisan bahan bakar, sehingga terombang-ambing selama tiga hari hingga akhirnya hanyut ke perairan Myanmar," kata Ermansyah.

Ermansyah menyebutkan kapal nelayan KM Aslam Samudera melaut dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Kabupaten Aceh Timur, pada Selasa (24/6).

Kapal motor yang dinakhodai M Nur itu berlayar menuju perairan Selat Malaka guna menangkap ikan. Kapal motor tersebut dengan tujuh orang anak buah kapal (ABK).

Setelah beberapa hari menangkap ikan di perairan Indonesia, Selat Malaka, kata Ermansyah, kapal motor tersebut kehabisan bahan bakar. Kapal yang diawaki seorang nakhoda dengan tujuh nelayan tersebut tidak bisa melanjutkan pelayaran karena terombang-ambing di lautan.

Kapal nelayan Aceh Timur itu dibawa arus hingga masuk perairan Myanmar. Pihak keamanan laut Myanmar menemukan kapal nelayan tersebut dan dan menariknya ke Pelabuhan Kwaitong, Myanmar pada Rabu (10/7).

"Berdasarkan laporan yang kami diterima, nakhoda beserta anak buah kapal masih diamankan di Kantor Angkatan Laut Myanmar Pelabuhan Kwaitong. Laporan ini sudah kami teruskan ke pimpinan untuk ditindaklanjuti," kata Ermansyah.

Adapun awak KM Aslam Samudera yang berada di Myanmar yakni M Nur (nakhoda) warga Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Annas (kepala kamar mesin), warga Pusong, Kota Langsa.

Sedangkan lima anak buah kapal lainnya yakni Mustafa Kamal warga Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Serta Abdullah, Helmi, dan Mola Zikri, semuanya dari Kota Langsa, dan Muzakir asal Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.