Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kantor LBH Papua Jadi Sasaran Aksi Teror, Satu Sepeda Motor Hangus Dibakar Orang Tak Dikenal

Foto : VOA/LBH Papua

Sepeda motor di garasi LBH Papua yang dibakar orang tidak dikenal dalam aksi teror pada 9 Mei 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Yohanis Mambrasar dari Perkumpulan Pengacara HAM (PAHAM) Papua mengatakan bahwa dari kronologi yang dijelaskan LBH Papua, ia meyakini kejadian ini merupakan teror terhadap staf LBH Papua.

"Ini tindakan yang dilakukan oleh orang atau kelompok yang merasa terganggu atas kerja-kerja LBH Papua dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan di Papua," kata Yohanis.

PAHAM Papua mencatat, setidaknya dalam 4 tahun terakhir, LBH Papua sangat masif dalam mengadvokasi sejumlah kasus. Kasus-kasus yang ditangani di antara lain adalah kriminalisasi aktivis politik Papua, kebebasan berekspresi, dan juga pendampingan masyarakat adat dalam kasus pencurian kayu atau perampasan tanah adat.

"Termasuk pendampingan terhadap buruh sawit dan juga buruh PT Freeport, dan tidak boleh dilupakan, pendampingan hukum terhadap kasus-kasus makar di Papua," tambahnya.

Aktivis pembela Hak Asasi Manusia (HAM) Theo Hesegem juga menilai, apa yang terjadi di LBH Papua sebagai tindakan teror.

"Kita tidak bisa memastikan siapa pelakunya, tetapi kita ketahui aksi teror itu sedang terjadi. Sebenarnya kalau pembela HAM mengalami aksi teror, itu bukan berarti bahwa orang-orang yang bekerja demi kemanusiaan, berakhir sampai disitu. Tidak mungkin," ujarnya.

Menariknya, Theo sendiri baru saja menjadi korban tindakan yang ia sebut sebagai teror terhadap aktivis yang kritis. Pada 7 Mei lalu, Theo, Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, kehilangan sepeda motor yang menjadi kendaraan operasionalnya, dalam menginvestigasi kasus-kasus pelanggaran HAM di kawasan Wamena, Nduga, dan wilayah pegunungan di sekitarnya.

Theo sendiri pernah mengalami banyak teror sepanjang aktivitasnya melakukan pembelaan HAM di Papua. Misalnya, ketika dia aktif menginvestigasi kasus kekerasan bersenjata di Nduga. Namun ia berjanji, kejadian apapun tidak akan menghalangi upayanya melakukan kerja kemanusiaan.

"Dan itu memang harus dihadapi oleh pembela HAM. Tidak boleh lupa, bahwa itu bagi saya itu hal yang biasa, dan itu harus dialami oleh pembela HAM," ujarnya lagi.

Apalagi, tambah Theo, di Papua tindakan teror adalah kejadian sehari-hari.

"Itu hal biasa yang harus dihadapi pembela HAM dalam kondisi wilayah yang buruk ini. Tetapi kita juga menginginkan itu tidak kembali terjadi, dan tugas aparat kepolisian untuk menindaklanjuti teror ini. Kita tidak mau pembela HAM di Papua diperlakukan seperti itu," tegas Theo.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top