Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 18 Jan 2022, 00:00 WIB

Kandungan Nitrat Mencemari Air Minum

Foto: istimewa

Nitrogen penting bagi tanaman dan lingkungan. Namun jika terlalu banyak nitrogen dalam tanah akan berdampak pada tunas muda yang lemah, berkurangnya produksi, dan terhambatnya pemasakan biji-bijian.
Bagi lingkungan tingkat nitrat berbahaya dalam air minum yang terkontaminasi pupuk nitrogen dapat bertahan selama beberapa dekade. Hal tersebut meningkatkan risiko sindrom bayi biru (blue baby syndrome) suatu kondisi yang menyebabkan kulit bayi berwarna kebiruan atau keunguan.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan oleh para peneliti di University of Waterloo, tingkat nitrat berbahaya dalam air minum dapat bertahan selama beberapa dekade. Nitrogen tersebut berasal dari ladang pertanian yang mengalir ke sumur dan bisa bertahan selama 80 tahun.
Pada studi yang diterbitkan pekan ini dalam edisi khusus jurnal Environmental Research Letters, mengungkapkan, peningkatan konsentrasi nitrat di sungai dan danau akan tetap tinggi selama beberapa dekade, bahkan jika petani berhenti menerapkan pupuk nitrogen hari ini.
Para peneliti telah menemukan nitrogen yang menumpuk di tanah, menciptakan sumber polusi nitrat jangka panjang di air tanah dan permukaan.
"Sebagian besar nitrogen yang digunakan sebagai pupuk tetap tidak terhitung selama beberapa dekade terakhir," kata seorang profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan serta Teknik Sipil dan Lingkungan, Nandita Basu.
Makalah mereka menyajikan bukti langsung pertama dari warisan nitrogen skala besar di Lembah Sungai Mississippi Amerika Serikat.
"Fakta bahwa nitrogen disimpan di dalam tanah berarti masih bisa menjadi sumber peningkatan kadar nitrat lama setelah pupuk tidak lagi diterapkan," papar dia.
Profesor Basu dan kelompoknya menganalisis data jangka panjang dari lebih dari dua ribu sampel tanah di seluruh daerah aliran sungai (DAS) Mississippi untuk mengungkapkan akumulasi sistematis nitrogen di tanah pertanian. Di banyak daerah, akumulasi ini tidak terlihat pada lapisan bajak atas, tetapi ditemukan pada 25-100 sentimeter di bawah permukaan tanah.
"Kami berhipotesis bahwa akumulasi ini terjadi bukan hanya karena peningkatan penggunaan pupuk, tetapi juga peningkatan budidaya kedelai dan perubahan praktik pengolahan tanah selama 80 tahun terakhir," kata mahasiswa doktoral di Departemen Bumi dan Lingkungan. Ilmu di Fakultas Sains. Kim Van Meter.
Hasil pemodelan mereka menunjukkan bahwa warisan nitrogen ini masih dapat mengalir ke saluran air lebih dari tiga dekade setelah nitrogen tidak lagi diterapkan ke ladang. Sejak era '70-an, para petani dan pembuat kebijakan sama-sama telah bekerja keras untuk mengurangi jumlah pupuk yang bocor dari ladang pertanian ke air tanah dan danau serta sungai terdekat.
Namun di beberapa daerah pedesaan, kadar nitrat dari nitrogen telah ditemukan lebih dari sepuluh kali standar air minum.
"Kehadiran nitrogen warisan ini berarti akan memakan waktu lebih lama untuk praktik manajemen terbaik untuk mendapatkan manfaat yang terukur," kata Basu. "Jika kita akan menetapkan tujuan kebijakan, penting bagi kita untuk mengukur warisan nitrogen dan jeda waktu di lanskap yang terkena dampak manusia," imbuh dia. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.