Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Proyek Terminal LNG

Kalla Group yang Minta Kakak Menteri BUMN Terlibat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Keterlibatan salah satu anggota keluarga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, seperti yang diungkapkan Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir, dalam rekaman percakapan yang beredar di dunia maya ternyata merupakan inisiatif manajemen anak usaha Kalla Group.

CEO Kalla Group, Solihin Kalla, menjelaskan perusahaan yang menangani proyek Terminal Regasifikasi liquified natural gas (LNG) di Bojonegara, Banten, merupakan anak usaha Kalla Group, yakni PT Bumi Sarana Migas (BSM).

"Pada tahun 2013, BSM meminta Ari Soemarno bergabung sebagai koordinator senior proyek LNG dengan tujuan proyek ini nantinya bisa menjadi salah satu cara efisienkan pendistribusian gas.

Jadi, penunjukan Pak Ari didasarkan pada profesionalitas dan keahlian beliau yang sudah puluhan tahun di sektor LNG," ujar Solihin secara tertulis, di Jakarta, Selasa (1/5).

Solihin menjelaskan, BSM bersama dua perusahaan Jepang sejak 2013 sudah mengajak Pertamina dan PLN untuk bekerja sama. Kerja sama ini murni business to business untuk mengantisipasi defisit gas di Jawa bagian Barat.

Dalam skema kerja sama ini BSM menyerahkan sepenuhnya offtaker LNG kepada Pertamina, namun dalam perjalanannya PLN juga dilibatkan," katanya.

Dia menyebut, BSM sudah menawarkan kepemilikan saham kepada Pertamina dan PLN sebesar 15 persen dalam proyek pembangunan infrastruktur tersebut.

Pembahasan kepemilikan saham tersebut dilakukan sekitar akhir 2016, namun hingga saat ini belum diketahui perkembangan soal penawaran kepemilikan saham kepada kedua BUMN tersebut.

BSM saat ini memiliki saham 50 persen, Tokyo Gas dan Mitsui 35 persen, sisanya 15 persen ditawarkan kepada Pertamina dan PLN di Proyek. Bahkan, mereka membuka kesempatan peningkatan kepemilikam saham BUMN hingga 25 persen.

"Jadi, ini bukan soal bagi-bagi fee," ujarnya. Solihin menegaskan walaupun Pertamina dan PLN tidak memiliki controlling share di proyek kerja sama tersebut, namun kondisi pasar gas di Indonesia, untuk pipa distribusi gas didominasi kepemilikannya oleh Pertamina dan PGN.

Sementara konsumsi terbesar atas gas adalah PLN, maka praktis BUMN sebagai offtaker dari Terminal Bojonegara telah mempunyai kontrol atas keberadaan proyek tersebut.

Dia menambahkan, keterlibatan perusahaan Jepang, Tokyo Gas dan Mitsui, untuk joint venture dengan BSM karena kedua perusahaan itu memiliki pengalaman LNG dan kemampuan kapasitas pendanaannya. Lagi pula, nilai investasi proyek cukup besar, yakni sekitar 10 triliun rupiah.

Kajian Awal

Rencananya, proyek ini akan dibiayai oleh pemenuhan modal pemegang saham serta pinjaman dari lembaga keuangan Jepang, yang terdiri dari lembaga keuangan pemerintah Jepang dan perbankan Jepang.

"Untuk kajian awal proyek LNG di Bojonegara ini saja, konsorsium BSM, Tokyo Gas, dan Mitsui sudah mengeluarkan biaya sebesar 20 juta dollar AS.

Jadi, kami tidak hanya sekadar berkontribusi di lahan seluas 30 hektare saja," ujarnya. Seperti diketahui, di dalam rekaman percakapan antara Menteri BUMN dan Dirut PLN nama kakak kandung Menteri Rini, Ari Soemarno, sempat disebut beberapa kali. Ant/ers/AR-2

Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top