Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kacau Balau! Kudeta Militer Menciderai Hubungan Myanmar-ASEAN Hingga PBB Harus Turun Tangan

Foto : Reuters
A   A   A   Pengaturan Font

Seorang pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengunjungi Myanmar Minggu ini, kata PBB, dalam sebuah kunjungan langka yang terjadi di tengah gejolak politik domestik dan hubungan yang merenggang antara Myanmar dan tetangganya di Asia Tenggara.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi awal tahun lalu dan melancarkan tindakan keras berdarah terhadap protes yang mengikutinya.

Noeleen Heyzer, utusan khusus Sekjen PBB untuk Myanmar, berkunjung setelah "konsultasi ekstensif dengan aktor dari seluruh spektrum politik, masyarakat sipil serta komunitas yang terkena dampak konflik yang sedang berlangsung", kata PBB dalam sebuah pernyataan tertanggal Senin.

Mengacu pada seruan Dewan Keamanan PBB untuk penghentian segera semua bentuk kekerasan dan akses kemanusiaan tanpa hambatan, PBB mengatakan Noeleen Heyzer, utusan khusus Sekjen PBB untuk Myanmar akan "fokus pada penanganan situasi yang memburuk dan kekhawatiran segera".

Itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kunjungannya. Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada media pro-tentara bahwa Noeleen Heyzer, utusan khusus Sekjen PBB untuk Myanmar akan tiba pada hari Rabu.

"Dia akan bertemu dengan pemimpin negara dan menteri senior lainnya," katanya, seraya menambahkan bahwa tidak ada permintaan yang dibuat untuk bertemu Suu Kyi.

Junta tidak mengizinkan utusan dari blok regional ASEAN untuk bertemu dengannya.

Pengadilan Myanmar pada Senin memvonis Suu Kyi enam tahun penjara setelah dinyatakan bersalah dalam empat kasus korupsi.

Pemimpin veteran oposisi Myanmar terhadap kekuasaan militer berusia 77 tahun telah didakwa dengan setidaknya 18 pelanggaran mulai dari korupsi hingga pelanggaran pemilihan, dengan ancaman hukuman penjara maksimum gabungan hampir 190 tahun.

Suu Kyi menyebut tuduhan itu tidak masuk akal dan menyangkal semua tuduhan terhadapnya. Dia ditahan di sel isolasi dan telah dipenjara selama 11 tahun dalam kasus lain.

Negara-negara Barat dan kritikus junta lainnya mengatakan tuduhan terhadap Suu Kyi dibuat-buat dan ditujukan untuk menghalangi dia kembali ke politik secara permanen.

Bulan lalu, junta menghadapi kecaman global ketika mengeksekusi empat aktivis demokrasi yang dituduh membantu "aksi teror".

ASEAN di Asia Tenggara, yang termasuk Myanmar, mengatakan eksekusi tersebut membuat "ejekan" terhadap upayanya untuk mencapai perdamaian di negara itu.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Mafani Fidesya

Komentar

Komentar
()

Top