Junta Eksekusi Mati Empat Aktivis Demokrasi
Eksekusi Aktivis | (Dari kiri) Dokumentasi foto dari Kyaw Min Yu dan Phyo Zeya Thaw, dua aktivis demokrasi di Myanmar yang dieksekusi mati oleh junta pada Senin (25/7). Kedua aktivis ini dituduh telah mengorkestrasi sejumlah serangan antikudeta terhadap pasukan junta.
Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar, Tom Andrews, mengatakan dirinya amat marah dan berang saat mengetahui kabar eksekusi mati ini. "Tindakan bejat ini harus menjadi titik balik," ucap Andrews.
Sementara itu seorang pakar hak asasi PBB yang enggan disebut jati dirinya mengatakan bahwa jika eksekusi terus berlanjut, maka hal itu bisa menandai dimulainya serangkaian eksekusi mati berikutnya.
Sedangkan pakar Myanmar dari International Crisis Group (ICG), Richard Horsey, mengatakan diTwitterbahwa eksekusi tersebut adalah tindakan keterlaluan dan tindakan yang akan menciptakan gelombang kejut politik, baik saat ini dan waktu yang lama di masa mendatang.
Wakil Direktur Asia untuk Human Rights Watch, organisasi HAM yang berbasis di AS, Phil Robertson, juga mengutuk tindakan tersebut. "Kejahatan terhadap kemanusiaan jelas tidak cukup untuk junta militer Myanmar. Kini mereka terlibat dalam mengeksekusi tahanan," ucapnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut keputusan militer untuk menghukum mati keempat aktivis itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hak untuk hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi. AFP/BBC/VoA/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya