Junta Dikecam Karena Tewasnya Anak-Anak
Anak Terluka l Seorang anak mendapatkan pertolongan medis di Hpa-pun di Negara Bagian Karen setelah ia dan orang tuanya menghindari dari serangan udara dari jet tempur junta di Myanmar pada akhir Maret. Hingga Jumat (2/4) dilaporkan sebanyak 44 anak-anak tewas saat pasukan keamanan junta melakukan penumpasan aksi protes prodemokrasi di Myanmar.
Komunitas internasional kembali melontarkan kecaman atas kekejaman junta terkait banyaknya korban jiwa anak-anak dalam aksi penumpasan terhadap aksi demonstrasi.
YANGON - Junta yang berkuasa di Myanmar pada Jumat (2/4) kembali mendapat kecaman pihak internasional setelah kematian lebih dari 40 anak-anak dan penghilangan secara paksa ratusan orang dalam upaya penumpasan aksi protes prodemokrasi.
Berdasarkan laporan lembaga pemantau lokal, Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), sejak militer secara kejam menekan demonstran yang menolak terjadi kudeta pada 1 Februari, telah mengakibatkan 543 warga sipil tewas termasuk diantara korban jiwa adalah 44 anak-anak.
Kecaman terhadap junta salah satunya datang dari institusi Save the Children yang menyatakan jumlah korban tewas dari kaum muda telah naik dua kali lipat dalam 12 hari terakhir.
"Kami amat terkejut saat mengetahui bahwa anak-anak terus menjadi sasaran serangan fatal ini, meskipun ada seruan berulang kali untuk melindungi anak-anak dari bahaya," kata badan amal itu dalam sebuah pernyataan. "Sangat mengerikan saat mengetahui bahwa beberapa dari anak-anak ini dilaporkan dibunuh di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari bahaya," imbuh Save the Children.
Pihak Human Rights Watch juga telah melontarkan kecaman pada junta di Myanmar karena penguasa militer itu terlibat dalam penghilangan secara paksa ratusan orang, menolak untuk mengatakan dimana keberadaan mereka atau memberikan akses pengacara bagi orang-orang yang dihilangkan secara paksa itu.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya