Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Pertanian

Jokowi: Hindari Kelebihan Pasokan, Waktu Tanam Harus Diatur

Foto : ANTARA/PUSPA PERWITASARI

PRESIDEN BERDIALOG - Presiden Joko Widodo berdialog dengan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantuan Penyuluh Pertanian (TBPP) di GOR Jatidiri, Semarang, Minggu (3/2).

A   A   A   Pengaturan Font

SEMARANG - Presiden Joko Widodo menginginkan terdapat manajemen pasokan dan permintaan komoditas pertanian yang baik agar harga-harga tidak bergerak volatile akibat ketidakseimbangan pasokan dan permintaan.

"Salah satu yang perlu diatur agar ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan tidak terjadi adalah dengan mengatur waktu tanam," kata Jokowi saat Silaturahmi Nasional Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (TBPP), di Semarang, Minggu (3/2).

Menurutnya, waktu tanam yang bersamaan untuk satu komoditas pertanian akan membuat panen terjadi secara bersamaan sehingga harga jual menjadi rendah karena pasokan akan berlimpah.

"Kadang-kadang supply dan demand tidak diatur dengan manajemen makro yang baik. Inilah saya kira pekerjaan besar kita, agrobisnis pertanian, pekerjaan besar Menteri Pertanian, dan mengatur tata waktu kapan menanam, kapan menjual, betul-betul harus diatur dengan baik," kata Jokowi.

Selain mengatur waktu tanam, Jokowi mengungkapkan, komunikasi antara satu daerah dan daerah lain juga penting guna menjaga pasokan komoditas pertanian di dalam negeri dapat tetap terjaga. "Komunikasi di antara kita di seluruh Tanah Air perlu. Jangan sampai produksi melimpah, harga jatuh semua sehingga petani dirugikan," katanya.

Dia menambahkan, pasokan yang baik atau berkesinambungan juga dapat membangun industri hilirisasi terkait dengan komoditas pertanian tersebut.

"Memang harus diperlukan yang namanya hilirisasi. Jangan sampai cabai dan bawang merah fresh saja yang dijual. Tapi, hilirisasi produk pertanian harus dipersiapkan. Inilah yang sedang kita persiapkan dan tidak mudah masuk ke hilirasi karena menyangkut suplai," katanya.

Presiden mengingatkan Indonesia memiliki pekerjaan besar di bidang pertanian. Contohnya untuk urusan jagung pada 2014 impor Indonesia 3,6 juta ton, pada 2018 impor jagung kita 180 ribu ton. "Artinya, kita sudah mengurangi nyaris 3,4 juta ton impor jagung dari luar negeri. Itu keberhasilan bapak-ibu dalam memperbaiki produksi," katanya.

Presiden juga menyempatkan untuk berdialog dengan dua THL yang mengharapkan bisa diangkat sebagai Aparat Sipil Negara (ASN) karena sudah lama mengabdi di lapangan. Namun, salah satu dari mereka mengeluhkan terkendala aturan usia yang harus di bawah 35 tahun agar bisa diangkat sebagai ASN. "Kalau saya sih lebih suka yang sudah berpengalaman," kata Presiden Jokowi dan disambut tepuk tangan meriah.Ant/AR-2

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top