
Jerman Tegaskan Eropa Tidak Akan Mendukung Demiliterisasi Ukraina
Kanselir Jerman, Olaf Scholz
Foto: istimewaBERLIN - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menegaskan bahwa negara-negara Eropa tidak akan mendukung proses perdamaian yang mengecualikan Kiev atau yang mengharuskan Ukraina untuk melakukan demiliterisasi.
"Ukraina harus tetap menjadi negara demokratis dan berdaulat, tidak ada keputusan yang boleh diambil tanpa melibatkan mereka. Kami, sebagai orang Eropa, tidak akan membiarkan hal itu terjadi," ujar Scholz, Minggu (16/2), dalam debat televisi yang berlangsung sengit dengan para lawan politiknya menjelang pemilu pada 23 Februari mendatang.
Scholz juga memastikan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron akan menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin Eropa di Paris pada Senin (17/2) untuk membahas perkembangan terbaru dan rencana perundingan antara AS dan Rusia mengenai Ukraina.
"Kami akan bertemu untuk mencapai kesepakatan terkait hal itu, dan kami tidak akan membiarkan siapa pun memutuskan, misalnya, bahwa Ukraina harus didemiliterisasi. Sebaliknya, Ukraina membutuhkan militer yang sangat kuat agar tidak diserang lagi," tegasnya, merujuk pada tuntutan Moskow mengenai netralitas permanen dan demiliterisasi Ukraina.
Scholz juga menekankan bahwa Eropa harus terlibat dalam negosiasi perdamaian Ukraina, mengingat perannya sebagai pendukung utama negara itu, baik secara ekonomi maupun militer.
"Kami tidak bisa dikesampingkan. Eropa telah memberikan dukungan lebih besar kepada Ukraina dibandingkan AS," kata Scholz.
"Tentu saja, kami harus memiliki suara dalam proses ini. Tidak akan ada jaminan keamanan yang dibuat tanpa keterlibatan kami atau tanpa persetujuan kami," ujar dia.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mulai membahas kemungkinan proses perdamaian di Ukraina secara langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa berkonsultasi dengan negara-negara Eropa.
Utusan khusus Trump untuk Rusia dan Ukraina, Keith Kellogg, menyatakan dalam Konferensi Keamanan Munich akhir pekan lalu bahwa negara-negara Eropa tidak akan diundang dalam pembicaraan damai AS-Rusia mengenai Ukraina.
Namun, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan kepada para mitranya di Eropa pada Rabu lalu bahwa negara-negara Eropalah yang harus mengirim pasukan ke Ukraina sebagai bagian dari potensi penyelesaian damai.
"Jika pasukan ini dikerahkan sebagai penjaga perdamaian di Ukraina pada tahap tertentu, maka mereka harus ditempatkan dalam misi non-NATO. Mereka juga tidak akan berada di bawah perlindungan Pasal 5," ujar Hegseth, seraya menambahkan bahwa dalam jaminan keamanan apa pun, tidak akan ada pasukan AS yang dikirim ke Ukraina.
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 3 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 4 Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
- 5 KLH dan Norwegia Bahas Perluasan Kerja Sama Bidang Lingkungan
Berita Terkini
-
Happy Wedding, Semoga Bahagia dan Abadi Jorji
-
Miris! Gara-gara Masyarakat Kurangi Pengeluaran, Toko Buku di Tokyo yang Berusia Seabad Tutup
-
Banjir Merusak Tanggul Sepanjang 30 Meter di Boalemo
-
Nelayan Doa Syukur Terbongkarnya Pagar Laut
-
Grossi: IAEA akan Lebih Sering Pantau Air Olahan dari PLTN Fukushima