Jepang Tergelincir ke Jurang Resesi
MENYEBERANG JALAN I Warga sedang menyeberang jalan di Tokyo, Jepang, Senin (18/5). Kebijakan lockdown yang dilakukan sejumlah negara untuk menahan penyebaran virus korona menghancurkan rantai pasokan dan menghantam pengiriman barang-barang Jepang.
"Sudah hampir pasti ekonomi mengalami penurunan lebih dalam pada kuartal saat ini, Jepang telah memasuki resesi besar-besaran," kata Direktur Peneliti Ekonom dari Meiji Yasuda Research Institute.
Kontraksi selama dua kuartal berturut-turut sudah memenuhi definisi teknis dari resesi. Terakhir kali Jepang mengalami resesi adalah di paruh kedua 2015. Kemuraman di Jepang diperkirakan akan semakin dalam beberapa bulan mendatang.
Penurunan Terbesar
Analis memperkirakan, ekonomi Jepang akan menyusut 22,0 persen secara tahunan pada kuartal II-2020. Ini akan menjadi penurunan terbesar dalam catatan, dengan tekanan pada output yang meningkat setelah PM Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat nasional di tengah peningkatan infeksi virus korona pada bulan April lalu. Keadaan darurat telah dicabut untuk sebagian besar wilayah pada Kamis (14/5), tetapi tetap berlaku untuk beberapa kota besar termasuk Tokyo.
Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah ekonomi Jepang sebesar lima triliun dollar AS tergelincir 0,7 persen pada Januari-Maret. Realisasi ini memang lebih baik dibanding perkiraan pasar untuk penurunan 1,6 persen karena permintaan yang kuat untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari sebagian mengimbangi dampak pada pengeluaran layanan. Namun, itu menandai penurunan kuartal untuk kedua kalinya secara berturut-turut. n AFP/SB/P-4
Redaktur : Khairil Huda
Komentar
()Muat lainnya