Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 29 Sep 2021, 15:24 WIB

Jenderal Bintang Dua Ini Menantang Mantan Panglima TNI di Era Jokowi Buktikan Tudingannya

Mayjen (Purn) Hasanuddin.

Foto: Istimewa

JAKARTA - Jenderal bintang dua ini menantang mantan Panglima TNI di era Jokowi untuk membuktikan tudingannya. Jenderal dua yang dimaksud adalah Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, mantan Sekretaris Militer di era Presiden Megawati.

Sementara mantan Panglima TNI di era Jokowi yang ditantang membuktikan tudingannya adalah Jenderal Purn Gatot Nurmantyo. Tantangan Mayjen Purn Hasanuddin ini buntut dari pernyataan Jenderal Gatot di sebuah webinar yang menuding bahwa TNI telah disusupi paham komunis.

Indikasinya, kata Gatot, dioroma yang berupa tiga patung perwira di Markas Kostrad sekarang sudah hilang. Dioroma tiga patung perwira itu sendiri menggambarkan saat Pangkostrad Mayjen Soeharto, Kolonel Sarwo Edhi Wibowo dan Jenderal Abdul Haris Nasution merancang strategi menumpas pemberontakan G30S PKI tahun 1965.

Tiga patung yang disebut Gatot sekarang hilang tak ada lagi di markas Kostrad itu patung Mayjen Soeharto, Pangkostrad saat itu, Jenderal Abdul Haris Nasution, Menhan dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata kala itu dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, komandan RPKAD atau Kopassus saat itu. Tiga perwira itu memang berperan penting dalam menumpas gerakan 30 September pimpinan Letkol Untung Sutopo.

Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman sudah menjawab tudingan Gatot, bahwa tiga patung itu tidak ada lagi di markas Kostrad sebab diminta oleh penggagasnya Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang juga mantan Pangkostrad.

"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Letjen Dudung.

Kembali ke tantangan Mayjen TB Hasanuddin. Mantan Sekretaris Militer di era Presiden Megawati ini juga ikut bereaksi atas pernyataan Gatot tersebut.

Kata Hasanuddin, Gatot sebaiknya membuktikan saja tudingannya soal TNI telah disusupinya paham komunis. Peluang penyusupan paham komunis selalu ada. Tapi jika memang ada tahu dan punya bukti, ada upaya penyusupan paham terlarang itu, lebih baik laporkan saja ke aparat penegak hukum. Biar hukum yang memprosesnya.

"Hilangnya patung Soeharto dan 7 Pahlawan Revolusi dalam diorama sejarah di Markas Kostrad itu tak bisa dijadikan indikasi atau bukti kuat adanya penyusupan paham komunis di tubuh TNI," tegasnya.

Ia minta Gatot ungkap saja pihak yang menyebarkan paham komunis di TNI. Ia pun menantang Gatot menyebut nama siapa orangnya yang telah menyusupkan paham komunis ke tubuh TNI.

"Jadi sebaiknya sebutkan saja orangnya siapa yang penyebar paham komunis di TNI tentu dengan bukti yang kuat. Proses secara hukum," kata Anggota Komisi I DPR ini.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Agus Supriyatna

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.