Jam Malam Dicabut Total, Masyarakat Arab Saudi Kembali Keluar Rumah
Longgarkan Jam Malam - Pemandangan Kota Riyadh setelah pemerintah melonggarkan jam malam yang diberlakukan untuk menekan laju sebaran virus korona di Arab Saudi, Minggu (21/6).
Foto: Antara/REUTERS/AHMED YOSRIRIYADH - Masyarakat Arab Saudi kembali keluar rumah pada Minggu (21/6) malam, pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir usai pemerintah mencabut peraturan jam malam terkait Covid-19.
Banyak orang yang pergi untuk makan malam, berkeliling dengan motor, juga berjalan santai bersama peliharaan mereka--mengingat di siang hari cuaca sedang sangat panas.
Sejak Maret lalu, Kerajaan Arab Saudi menerapkan sejumlah aturan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona, termasuk pembatasan selama 24 jam di sebagian besar kota, dengan hanya memberikan izin bagi warga pergi keluar untuk membeli kebutuhan dasar atau jika ada alasan kesehatan.
Pemerintah kemudian mulai melonggarkan aturan secara bertahap pada Mei lalu dengan memperbolehkan kegiatan usaha dijalankan kembali, lalu kali ini mencabut aturan jam malam secara total.
"Begitu kami mendengar bahwa aturan jam malam usai, kami langsung mengontak teman-teman lainnya untuk pergi berkeliling," kata Hesham Mahro, salah satu anggota grup pengemudi Harley-Davidson.
"Kehidupan sudah kembali lagi, ada suatu perasaan yang berbeda," kata dia menambahkan.
Sementara itu, restoran-restoran di pusat kota Riyadh juga menghadirkan penampilan musik untuk menandai hari normal baru ini.
"Kami sangat senang, benar-benar dari lubuk hati paling dalam. Kami bernyanyi bersama para pelanggan dan bergembira, juga merayakan kembalinya kehidupan normal di Riyadh. Semoga seluruh dunia juga segera begini, insyaallah," ujar Ahmad Moaead, seorang pegawai restoran Alkofeah.
Beberapa orang lainnya, menikmati saat-saat bisa kembali menghirup udara luar dengan bebas.
"Anak saya biasanya membuat saya kesal selama masa jam malam, karena ia bangun dan langsung menangis ingin berjalan-jalan keluar. Alhamdulillah, hari ini saya merasa baru terbangun dari mimpi buruk," kata seorang perempuan yang ingin dipanggil Um Dana, ibunda Dana.
Walaupun demikian, beberapa aturan pembatasan masih berlaku, misalnya pelarangan perkumpulan publik dengan peserta lebih dari 50 orang. Selain itu, pintu masuk negara itu juga masih ditutup untuk pelancong luar negeri. Ibadah umrah, juga haji, masih ditangguhkan. Ant/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 5 Terapkan SDGs, Perusahaan Ini Konsisten Wujudkan Sustainability Action Plan
Berita Terkini
- Bom Meledak di Sebuah Festival di Thailand, 3 Orang Tewas Puluhan Terluka
- Ferrari Berambisi Rebut Gelar Konstruktor pada F1 2025
- Indonesia-AS Mitra Strategis dalam Memajukan Demokrasi dan Perdamaian
- TikTok Kalah dalam Pengadilan Banding untuk Menghentikan Pelarangan AS
- Olahraga Jangan Berlebihan, Istirahat 6-8 Pekan Penting Agar Hasilnya Maksimal