Jam Kiamat Ditetapkan 89 Detik Menuju Kehancuran Bumi
Mantan Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, berdiri di samping anggota Dewan Ilmuwan Atom, profesor emeritus Robert Socolow, saat mengungkapkan Jam Kiamat di Washington DC pada Selasa (28/1). Para ilmuwan menetapkan Jam Kiamat pada 89 detik menu
Foto: AFP/SAUL LOEBWASHINGTON DC - Anggota kelompok nirlaba Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa umat manusia makin dekat dengan bencana akibat bahaya yang mencakup senjata nuklir dan perubahan iklim.
Buletin Ilmuwan Atom mengatakan kepada wartawan di Washington DC pada Selasa (28/1) bahwa Jam Kiamat telah ditetapkan pada 89 detik menuju kehancuran Bumi, satu detik lebih cepat dari dua tahun sebelumnya dan merupakan yang paling dekat dengan kiamat.
Kelompok ini telah menggunakan jam tersebut sejak 1947 untuk melambangkan seberapa dekatnya dunia dengan kehancuran. Perubahan terakhir pada jam ini dilakukan pada 2023, ketika kelompok ini mempercepatnya 10 detik sebagai respons atas invasi Russia ke Ukraina dan faktor-faktor lainnya.
Terkait faktor utama perubahan tahun ini, kelompok tersebut mengatakan meningkatnya risiko penggunaan senjata nuklir dan kurangnya tindakan jangka panjang terhadap perubahan iklim. Kelompok ini juga mengungkapkan kekhawatiran atas risiko seperti merebaknya penyakit menular dan penerapan kecerdasan buatan dalam operasi militer.
Juan Manuel Santos, mantan Presiden Kolombia dan penerima Nobel Perdamaian, menyerukan persatuan internasional untuk memutar kembali waktu.
- Baca Juga: Risiko Kekerasan Meningkat Jelang Pemilu Junta
- Baca Juga: Negara UE Desak Komisi Eropa Lindungi Pemilu
"Satu-satunya respons yang efektif adalah negara-negara harus bekerja sama," ucap Santos. SB/NHK/I-1
Berita Trending
- 1 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
- 2 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 3 Kepercayaan Masyarakat Dapat Turun, 8 Koperasi Bermasalah Timbulkan Kerugian Besar Rp26 Triliun
- 4 Polresta Bukittinggi giatkan pengawasan objek wisata selama liburan
- 5 Cegah Kepunahan, Karantina Kepri Lepasliarkan 1.200 Burung ke Alam