Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 07 Mar 2025, 01:15 WIB

Jakarta Perlu Memanfaatkan “Pocket Garden”

Lanskap pepohonan dengan latar belakang gedung bertingkat di Karet Kuningan, Jakarta Selatan.

Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah

JAKARTA – Untuk menambah luas ruang terbuka hijau (RT) Pemprov Jakarta bisa memanfaatkan pocket garden atau kebun kecil di ruang-ruang tak terpakai. “Praktik ini sudah diterapkan beberapa kota luar negeri, seperti Bangkok, Thailand,” jelas Direktur AT Kearney, Shirley Santoso, di Jakarta, Kamis (6/3).

Menurutnya, dengan tambahan ruang-ruang kecil ini, RTH terus meluas.

Shirley menjelaskan Pemprov Jakarta bisa belajar dari Bangkok yang mengembangkan pemanfaatan teknologi dan efisiensi ruang.

“Kita belajar dari Bangkok. Mereka punya banyak pocket garden di ruang tak terpakai,” ujarnya. Walaupun tempatnya tidak luas, kita bisa memanfaatkan menjadi RTH kecil-kecil. Dia mengatakan ini dalam ajang “Jakarta RISE#20: Path Towards TOP 20 Global City.”

Selain itu, sambung dia, taman-taman juga bisa dibangun secara vertikal untuk memenuhi rasio ideal RTH Jakarta. Saat ini Jakarta baru punya RTH 34,5 juta meter persegi. Ini baru 5,4 persen dari luas Jakarta. Ini masih jauh dari target ideal dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sebesar 30 persen.

Menurut Shirley, perluasan RTH menjadi salah satu upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota layak huni.

“Keberlanjutan lingkungan hidup juga sangat penting untuk Jakarta menjadi liveable city atau kota layak huni. Salah satunya memperluas ruang terbuka hijau,” ujar dia.

Lalu, selain RTH, perlu air perpipaan yang memasok air bersih juga menjadi bagian mewujudkan Jakarta sebagai kota layak huni. Shirley mencatat saat ini cakupan sistem perpipaan Jakarta baru 50 persen. Perlu kerja keras untuk menjadi 100 persen pada tahun 2030.

Karena itu, menurut dia, tanggul laut raksasa menjadi keharusan. Keberadaan tanggul tersebut bukan hanya untuk memitigasi bencana, tetapi juga sebagai penjaga pasokan air tawar baru bagi warga. Bahkan kalau di kota global lainnya (tanggul laut raksasa) dapat juga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru.

Adapun pada tahun 2019-2024 telah dibangun tanggul sepanjang 8,27 kilometer. Total keseluruhan panjang tanggul yang akan dibangun 14,45 km. Saat ini sepanjang 1,6 km lagi sedang dikerjakan.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.