Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 14 Mar 2025, 20:15 WIB

ITF Bawuran Mulai Beroperasi, Solusi Pengolahan Sampah DIY

Foto: Istimewa

Pengolahan sampah terpadu Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran di Kepanewon Pleret, Bantul, resmi beroperasi. Keberadaan fasilitas ini disambut baik oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang optimis ITF Bawuran dapat menjadi solusi dalam mengatasi persoalan sampah di DIY, khususnya Kota Yogyakarta.

Hasto mengungkapkan bahwa Kota Yogyakarta mampu mengolah sekitar 150 ton sampah per hari, dari total 300 ton sampah harian. "ITF Bawuran menjadi outlet utama dalam pengelolaan sampah kami, karena saat ini baru separuh sampah yang bisa kami selesaikan," ujarnya dalam acara pencanangan kolaborasi pengelolaan sampah DIY, Selasa (11/3/2025).

Beroperasinya ITF Bawuran juga selaras dengan program 100 hari kerja Hasto, yang berfokus pada penanganan sampah. Ia mengungkapkan bahwa sejumlah depo sampah mulai dikosongkan, termasuk depo Kotabaru dan Lempuyangan, yang akan ditutup karena alasan heritage. "Kami menargetkan hingga Idulfitri 2025, 14 depo sudah kosong, dan dalam 100 hari kerja, seluruh 46 depo di Kota Yogyakarta bersih dari sampah," tegasnya.

Terkait kerja sama antara Kota Yogyakarta dan Bantul dalam pengoperasian ITF Bawuran, Hasto berharap mekanisme yang diterapkan bersifat government to government (G2G), bukan business to business (B2B) agar tarif pengelolaan lebih terjangkau.

Operasional ITF Bawuran Dimulai Secara Bertahap

Sekda DIY, Beny Suharsono, menilai operasional ITF Bawuran merupakan langkah maju dalam desentralisasi pengelolaan sampah di DIY. Namun, pada tahap awal, ITF Bawuran belum beroperasi dengan kapasitas penuh, melainkan hanya mengolah 50 ton sampah per hari selama masa uji coba hingga April 2025. "Ini dilakukan agar sistem dapat berjalan optimal sebelum mencapai kapasitas maksimal," jelasnya.

Direktur PD Aneka Darma, Yuli Budi Sasangka, menyatakan bahwa operasional ITF Bawuran menggunakan skema kerja sama operasional (KSO) dengan berbagai pihak. Saat ini, tarif pengelolaan sampah di ITF Bawuran ditetapkan sebesar Rp 460.000 per ton, yang akan diformalkan dalam regulasi agar seragam.

Sebelum dioperasikan, mesin insinerator ITF Bawuran telah melalui uji kualitas udara oleh Balai Laboratorium Lingkungan DLHK DIY. Hasil uji menunjukkan Total Suspended Particulates (TSP) sebesar 231,55 mikrogram per meter kubik, sedikit di atas baku mutu 230 mikrogram per meter kubik. "Namun, uji emisi sebelumnya menunjukkan semua parameter berada di bawah baku mutu lingkungan," ungkap Yuli.

Dengan beroperasinya ITF Bawuran, diharapkan pengelolaan sampah di DIY semakin efektif, mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat.

Redaktur: Eko S

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.