Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

ISW: Rusia Melancarkan Sendiri Serangan Drone Kremlin untuk Membenarkan Perang Besar ke Ukraina

Foto : Istimewa

Ledakan drone penyerang di atas Istana Kremlin, Rabu (3/5). ISW juga mengatakan, Kremlin mungkin berencana untuk melakukan "operasi bendera palsu" lain dan meningkatkan disinformasi untuk melancarkan serangan besar ke Ukraina.

A   A   A   Pengaturan Font

"Sangat tidak mungkin drone Ukraina dapat menembus berlapis-lapis pertahanan udara dan dihancurkan dengan memberikan gambar spektakuler yang tertangkap kamera dengan baik".

WASHINGTON - Institute for the Study of War (ISW) dalam sebuah laporan pada Rabu (3/5), menduga kuat bahwa Rusia melancarkan sendiri serangan drone ke Kremlin, yang disebut Moskow sebagai upaya pembunuhan Presiden Vladimir Putin, sebagai pembenaran mobilisasi pasukan untuk perang di Ukraina.

Dilansir oleh Newsweek, pemerintah Rusia pada Rabu mengeluarkan pernyataan yang menuduh bahwa dua drone Ukraina telah dihancurkan di dekat kediaman resmi Putin di Moskow. Kremlin mengatakan bahwa pesawat tak berawak itu berusaha melakukan "serangan teroris yang direncanakan" untuk membunuh Putin tepat sebelum perayaan " Hari Kemenangan " pada 9 Mei.

Namun Kyiv membantah terlibat dalam serangan drone yang dalam kamera pengawas meledak di atas Kremlin tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti.

Tayangan drone yang meledak di atas Kremlin tersebut segera muncul secara online setelah serangan yang diklaim terjadi. Insiden itu langsung menimbulkan keheraman dengan sejumlah ahli dan komentator menyatakan bahwa itu mungkin merupakan "propaganda" yang dipentaskan untuk menggalang dukungan di dalam negeri Rusia untuk melancarkan perang yang lebih besar.

ISW, think tank yang yang didirika oleh sejarawan militer Kimberly Kagan itu juga mengatakan dalam laporan yang diterbitkan pada Rabu malam bahwa pemerintah Rusia kemungkinan melakukan operasi "bendera palsu", upaya pembunuhan yang diklaim agar publik domestik Rusia mendukung perang dan menetapkan mobilisasi wajib militer yang lebih luas.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top