Serangan Rudal Russia Hantam Odessa Ukraina, 20 Orang Tewas
Seorang petugas penyelamat yang terluka bersandar di samping pohon setelah serangan rudal di Odessa.
Foto: AFP/Handout/LAYANAN DARURAT UKRAINIANODESSA - Serangan rudal Russia menghantam infrastruktur sipil di kota pelabuhan Odessa di Laut Hitam Ukraina, Jumat (15/3), menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai sedikitnya 70 orang dalam serangan paling mematikan dalam beberapa minggu, kata para pejabat Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Russia akan menerima "respons yang adil" dari pasukan Ukraina atas apa yang disebutnya sebagai serangan "keji" terhadap sebuah kota yang telah diserang drone atau rudal Russia hampir setiap hari pada bulan ini.
Dua rudal Iskander-M yang ditembakkan dari semenanjung Krimea yang diduduki Russia merusak infrastruktur sipil serta jalur pasokan gas dan listrik di kota selatan tersebut, kata gubernur regional Oleh Kiper di televisi nasional.
Warga menghadapi pemadaman pasokan gas dan listrik, tambahnya.
"Ledakannya sangat kuat, terutama ledakan kedua… Ini adalah rudal yang sangat kuat yang dapat terbang dari wilayah pendudukan Krimea dalam beberapa menit," kata Kiper.
Seorang petugas medis dan penyelamat tewas oleh rudal kedua setelah bergegas ke tempat kejadian untuk merawat orang-orang yang terluka dalam serangan awal.Sepuluh orang menderita luka serius, tambah Kiper.
"Pasukan Pertahanan kami pasti akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa para pembunuh Rusia merasakan tanggapan kami yang adil," kata Zelenskyy melalui Telegram.
Warga berbondong-bondong mendonorkan darahnya hingga menimbulkan antrean di pusat kesehatan.Hari Sabtu dinyatakan sebagai hari berkabung setempat.
Sebuah fasilitas rekreasi tiga lantai hancur dalam serangan itu serta setidaknya 10 rumah pribadi, kata komando militer selatan.Jenazah dibaringkan dalam selimut pelindung foil, puluhan tim penyelamat berjuang memadamkan api dan terus membersihkan puing-puing.
Odessa, salah satu pelabuhan terbesar di Ukraina, telah lama menjadi sasaran serangan Russia, terutama setelah Moskow menarik diri dari perjanjian yang ditengahi PBB yang mengizinkan pengiriman biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam dengan aman.
"Teror Russia di Odessa adalah tanda kelemahan musuh, yang berperang melawan warga sipil Ukraina di saat mereka tidak dapat menjamin keselamatan orang-orang di wilayahnya sendiri," tulis kepala staf kepresidenan Ukraina Andriy Yermak di Telegram.
Moskow membantah menargetkan warga sipil dalam invasi besar-besaran ke Ukraina yang dilancarkan pada Februari 2022, meskipun banyak yang tewas dalam serangan udara Rusia yang sering terjadi di seluruh negeri.
Ukraina telah menggunakan drone jarak jauh untuk mencoba menyerang balik Russia, meningkatkan serangan terhadap serangkaian kilang minyak minggu ini menjelang pemilihan presiden Russia pada 15-17 Maret.
Ukraina menyerang kilang kecil di wilayah Kaluga Russia dengan drone pada Jumat pagi dalam operasi yang dilakukan oleh badan mata-mata militer GUR, kata sumber intelijen Ukraina kepada Reuters.
Sementara itu, para pejabat yang ditempatkan di Moskow di kota Donetsk yang dikuasai Russia mengatakan serangan "biadab" Ukraina di daerah pemukiman telah menewaskan tiga anak.
"Tiga anak meninggal. Seorang perempuan lahir pada tahun 2007, seorang perempuan lahir pada tahun 2021, dan seorang laki-laki lahir pada tahun 2014," tulis Alexei Kulemzin, Wali Kota Donetsk yang ditunjuk oleh Russia, di Telegram.
Russia juga mengatakan Ukraina melancarkan serangan drone dan artileri di wilayah yang lebih dekat dengan perbatasan bersama kedua negara.
Gubernur wilayah Belgorod Rusia, Vyacheslav Gladkov, mengatakan dalam sebuah postingan di Telegram: "Kota Grayvoron diserang tentara Ukraina."
"Ada yang tewas. Dia anggota unit pertahanan diri teritorial kami," katanya.
Gladkov kemudian menambahkan seorang pria lainnya tewas dan dua lainnya terluka akibat pecahan peluru dalam penembakan di kota Belgorod.
Peningkatan serangan terhadap wilayah perbatasan Rusia terjadi setelah pasukan Russia bulan lalu merebut kota Avdiivka, hanya beberapa kilometer di utara Donetsk.
Dikatakan bahwa memukul mundur pasukan Ukraina akan membantu melindungi penduduk di wilayah yang dikuasainya.
Panglima militer Ukraina mengatakan pada Jumat, Russia telah melancarkan gelombang serangan untuk mencoba maju lebih jauh di wilayah tersebut.
"Musuh telah memusatkan upaya utamanya dan berusaha menerobos… selama beberapa hari berturut-turut," kata panglima tertinggi Ukraina Oleksandr Syrsky dalam sebuah pernyataan setelah mengunjungi garis depan di sekitar Avdiivka.
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Tindak Tegas, Polda Sumut Sita 55,95 Kg Sabu-sabu
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
- Dokter Spesialis Ini Ingatkan Aktivitas dan Latihan Fisik Rutin Bisa Kurangi Risiko Stroke