Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Isu Lingkungan dan Teknologi Ancam Kendaraan Listrik Berbasis Nikel RI

Foto : The Conversation/Shutterstock/Zakariya AF

Mobil dinas di stasiun pengisian kendaraan listrik, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

A   A   A   Pengaturan Font

Sudah ramai diketahui publik bagaimana Uni Eropa geram dengan larangan ekspor nikel Indonesia. Selain mengajukan gugatan ke WTO soal ini, Uni Eropa juga memberlakukan tarif antidumping dan antisubsidi terhadap ekspor baja anti karat dari Indonesia.

Ditambah permasalahan Uni Eropa dengan kelapa sawit Indonesia (juga dengan alasan ESG), bukan mustahil Uni Eropa akan memberlakukan kebijakan yang sama terhadap ekspor mobil listrik dari Indonesia. Ini belum menghitung rencana kawasan tersebut untuk memberlakukan subsidi kendaraan listrik serupa AS, yang kemungkinan juga akan mendiskriminasi kendaraan dari Indonesia.

Teknologi baterai yang terus berubah

Sebagai pemilik pasar terbesar bagi kendaraan listrik pada 2021, dan diramalkan masih menjadi yang terbesar pada 2030, Cina dapat menjadi pilihan bagi produsen kendaraan listrik Indonesia.

Cina memang sudah menjadi tujuan ekspor utama dari produk hilirisasi nikel Indonesia saat ini. Negara tersebut juga merupakan sumber dari pendanaan mayoritas pabrik pengolahan nikel terintegrasi di Indonesia. Ditambah dengan diratifikasinya RCEP, perjanjian dagang yang melibatkan Indonesia dan Cina, eksplorasi pasar Cina menjadi langkah yang logis.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top